Tidak mengherankan jika kemudian dia terpilih sebagai wakil ketua pada periode yang sama di mana Mohammad Hatta terpilih sebagai bendahara.
Akhirnya, pada bulan September 1927 dia berhasil pulang ke Indonesia. Pengalaman hidup di negeri orang tanpa biaya gara-gara dihambat pemerintah kolonial, justru semakin menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme.
Om No makin bersemangat terlibat dalam kegiatan politik melawan pemerintah kolonial. Dia kemudian menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) yang baru dibentuk waktu itu. Melalui partai itulah untuk pertama kali dia bertemu dengan pendiri partai yakni Ir. Soekarno.
Selama beraktivitas di Jakarta, ia menyewa sebuah kamar di rumah yang sama dengan Suwirjo dan Sugondo Djojopuspito yang.
Kedua orang itu adalah pemimpin Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia. Organisasi ini adalah bagian dari Kongres Pemuda Indonesia Kedua pada tahun 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Bergaul dengan kedua orang itu, menambah wawasan dan pandangannya tentang perjuangan kemerdekaan bangsanya. Dia kemudian menjadi aktivis Jong Minahasa (1919-1920) dan Jong Celebes (1927).
Pada mulanya, Om No bekerja untuk sebuah perusahaan eksplorasi minyak Jepang bernama Mitsui Bussan Kaisha, tetapi kemudian memutuskan untuk bekerja di Perguruan Rakyat yang baru didirikan, walaupun dengan gaji yang lebih rendah.
Ia mengelola dan mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Perguruan Rakyat bersama dengan Mohammad Yamin dan Gunawan Mangunkusumo.
Sekolah-sekolah tersebut memiliki total sekitar 300 siswa yang terdaftar. Namun, pada tahun 1930, Mononutu harus meninggalkan Perguruan Rakyat dan kembali ke Manado karena merawat ibunya yang sakit.
Baca Juga: Ikut Peringati Sumpah Pemuda, Manchester United: Yang Muda yang Membara!
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Belanda berupaya membentuk sebuah negara federasi yang terpisah dari Republik Indonesia. Maka dibentuklah Negara Indonesia Timur (NIT) pada tahun 1946.
Arnold tidak berdiam diri. Ia berjuang bersama rakyat Indonesia Timur dan tetap memilih bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947, Arnold mendirikan Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini berusaha menyoroti tindakan Belanda yang berupaya untuk kembali menjajah Indonesia.
Bersama beberapa teman, dia kemudian mendirikan organisasi politik yang dikenal dengan nama Persatuan Indonesia.
Bersamaan dengan itu, diterbitkan sebuah koran bernama Menara Merdeka, yang bertujuan untuk mempromosikan cita-cita Persatuan Indonesia.
Koran ini memberikan pesan-pesan pro-republik dan mengkritik upaya-upaya Belanda untuk membentuk sebuah negara yang terpisah dari Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Malam Tahun Baru di Bundaran HI Dijaga Ketat, 10 K-9 Diterjunkan Amankan Keramaian
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Diguyur Hujan, Massa Tetap Padati Bundaran HI di Malam Tahun Baru 2026
-
Belasan Nyawa Melayang di Galangan Kapal PT ASL Shipyard: Kelalaian atau Musibah?
-
Kawasan Malioboro Steril Kendaraan Jelang Tahun Baru 2026, Wisatawan Tumpah Ruah
-
Bantuan Rp15 Ribu per Hari Disiapkan Kemensos untuk Warga Terdampak Bencana
-
Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Siap Matikan dan Tegur Warga!