Suara.com - Tidak hanya di Sumatera Barat (Sumbar), Rumah Makan Padang dapat ditemukan di berbagai kota di Indonesia. Bahkan, banyak orang yang bukan berasal dari Minang, ikut membuka bisnis kuliner khas ini di berbagai daerah.
Baru-baru ini, rumah makan padang menjadi sorotan publik setelah sebuah razia oleh ormas Minang viral di media sosial. Kejadian ini menjadi bahan pembicaraan utama di platform media sosial, terutama di X (Twitter), setelah beredar video yang memperlihatkan sekelompok orang yang diduga dari ormas Minang melakukan razia terhadap rumah makan padang di Cirebon, Jawa Barat.
Dalam video itu, kelompok tersebut menyoroti rumah makan yang menjual nasi padang dengan harga murah, yang dianggap merendahkan citra kuliner khas Minangkabau.
Menurut informasi yang beredar, alasan razia tersebut adalah kekhawatiran bahwa harga murah yang ditawarkan dapat mengurangi nilai eksklusivitas dari kuliner Minang, yang dikenal dengan sajian rempah dan rasa gurih khas santan.
Para ormas itu menilai penetapan harga yang murah dapat berdampak buruk pada persepsi masyarakat terhadap kualitas nasi padang dan kuliner Minangkabau secara keseluruhan.
Lantas, bagaimana sejarah ringkas nama rumah makan Padang?
Rumah Makan Padang telah menjadi ikon kuliner yang tersebar di seluruh Indonesia, namun tidak banyak yang mengetahui sejarah panjang di balik nama tersebut.
Menurut pakar sejarah Minangkabau, Gusti Asnan, istilah rumah makan Padang baru dikenal sekitar akhir 1960-an, usai peristiwa pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat berhasil ditumpas.
Peristiwa PRRI tersebut memicu eksodus besar-besaran warga Minangkabau keluar dari Sumatera Barat menuju berbagai wilayah di Pulau Jawa.
Di tengah perjalanan itu, banyak masyarakat Minangkabau yang berupaya mengganti identitas etnik mereka dengan menyebut diri sebagai "Padang". Penamaan "Padang" ini juga meluas hingga pada tempat makan khas mereka, yang akhirnya dikenal sebagai rumah makan Padang.
Pada mulanya, tempat penjualan makanan khas Minangkabau disebut dengan istilah “lapaunasi,” “los lambung,” atau “karan.” Namun, istilah rumah makan Padang terus melekat dan digunakan hingga sekarang.
Sejarahnya bahkan lebih tua, dengan kedai atau “lapau” yang sudah berdiri sejak akhir abad ke-19 di Padang, yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda di Sumatra bagian barat, dikenal sebagai "Gouvernement van Sumatra's Westkust."
Saat itu, kedai atau rumah makan Padang dibangun dari susunan bambu dengan atap rumbia sederhana. Hidangan khas, seperti nasi Padang yang gurih dan kaya rempah, disajikan dalam wadah tembikar besar, dan bagian-bagian tertentu ditutupi tirai untuk melindungi dari panas matahari.
Kini, rumah makan Padang tidak hanya menjamur di Sumatera Barat, tetapi juga di berbagai kota besar di Indonesia.
Khas Nasi Padang
Nasi Padang dikenal luas sebagai makanan khas Minangkabau yang memikat dengan cita rasa kuat dan kaya akan santan. Mengutip laman Jalur Rempah Kemdikbud, hidangan nasi padang memang identik dengan tiga unsur utama: gulai, lado (cabai), dan bareh (nasi). Kombinasi ini menciptakan sajian penuh rempah yang begitu khas.
Masakan Minangkabau, termasuk nasi padang, dipengaruhi oleh kuliner India dan Timur Tengah yang kaya akan rempah. Salah satu ciri utama adalah penggunaan saus gulai santan yang memberikan tekstur kental dan rasa gurih.
Hidangan ini umumnya mencakup nasi, lauk-pauk, kuah kental, dan sayuran. Dalam satu porsi nasi padang, lazim ditemukan gulai kuning, nangka muda, dan lauk khas lainnya dengan cita rasa sedikit asam yang unik.
Di rumah makan Padang, terdapat banyak pilihan lauk, mulai dari rendang, ayam goreng, ayam pop, telur dadar Padang, dendeng, hingga kikil. Selain itu, hidangan ini selalu dilengkapi dengan sambal lado mudo atau sambal cabai hijau yang menjadi pelengkap wajib nasi padang.
Harga untuk menikmati hidangan nasi padang di rumah makan bervariasi, biasanya mulai dari Rp 18.000 hingga Rp 20.000 untuk seporsi nasi dengan lauk pilihan, seperti rendang atau ayam, lengkap dengan sayur daun ubi dan sambal hijau. Meski demikian, harga ini bisa berbeda tergantung pada jenis lauk dan rumah makan padang tempat membeli. (antara)
Tag
Berita Terkait
-
Ibadah Haji, Afgan Bagikan Momen Asyik Makan Masakan Padang di Madinah
-
5 Artis yang Berbisnis Nasi Padang, Enak Beneran Atau Cuma Modal Nama? Ini Review Jujurnya
-
Bosan di Rumah? Rintis Usaha Rumah Makan Setelah Pensiun
-
Apakah Deddy Corbuzier Punya Darah Minang? Mendadak Buka Restoran Padang, Rasa Makanan Dipuji
-
Rumah Makan Salero Baru, Menikmati Hidangan Khas Padang di Kota Jambi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
Terkini
-
CEK FAKTA: Ada Penjarahan di Mal Atrium Senen pada 29 Agustus 2025?
-
Koalisi Masyarakat Sipil Desak Penunjukan Menkopolkam Definitif, Ingatkan Perbedaan Fungsi Kemhan
-
Blak-blak saat Dibesuk Menko Yusril, Delpedro Marhaen: Saya Tidak Bersalah!
-
CEK FAKTA: Mahasiswa Demo di Mako Brimob pada 7 September 2025?
-
Tidak Ada Ampun! Mabes TNI Janji Sanksi Berat Prajurit Pembunuh Kacab Bank BUMN
-
Semua Penumpang Helikopter Jatuh di Timika Ditemukan Tewas
-
KPK Bersiap Umumkan Tersangka, Siapa Sebenarnya yang Utak-atik Kuota Haji Rugikan Rp1 Triliun?
-
Latar Belakang Mentereng Moreno Soeprapto, Masuk Kandidat Menpora Gantikan Dito Ariotedjo
-
Terekam Kamera Penembakan Charlie Kirk saat Debat 'Prove Me Wrong': Sempat Bahas Insiden Ini
-
KPK Usut Ustaz Khalid Basalamah Imbas Pilih Kuota Haji Khusus Meski Sudah Bayar Furoda