Suara.com - Israel menolak peringatan serius yang disampaikan para pakar keamanan pangan global tentang ancaman kelaparan di bagian utara Gaza yang dilanda konflik. Penolakan ini muncul pada Sabtu (9/11), ketika militer Israel menyebut peringatan tersebut sebagai hasil dari data yang parsial dan bias.
"Sayangnya, para peneliti terus mengandalkan data yang tidak lengkap, sumber yang bias, dan memiliki kepentingan tertentu," ungkap militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu merespons laporan Komite Peninjau Kelaparan (Famine Review Committee/FRC), sebuah badan independen yang mengeluarkan peringatan langka pada Jumat.
FRC memperingatkan bahwa potensi kelaparan parah di Gaza utara semakin nyata, dan tindakan segera dari pihak-pihak yang bertikai sangat diperlukan untuk mencegah bencana kemanusiaan.
Sementara itu, Israel mengklaim telah meningkatkan upaya bantuan ke Gaza, termasuk membuka pos perbatasan tambahan pada Jumat lalu.
Menurut data militer Israel, dalam dua bulan terakhir, sekitar 39.000 truk yang membawa lebih dari 840.000 ton makanan telah memasuki wilayah Gaza.
Selain itu, pertemuan rutin dengan PBB terus berlangsung, dengan 700 truk bantuan menunggu distribusi.
Meski begitu, kritik tetap bermunculan, menuduh Israel menerapkan taktik kelaparan terhadap warga Gaza utara.
Dalam situasi yang semakin tertekan, sekutu utama Israel, Amerika Serikat, menetapkan tenggat waktu bagi Israel untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza. Jika tidak ada perbaikan dalam beberapa hari ke depan, ancaman pembatasan kerja sama militer mungkin menjadi kenyataan.
Baca Juga: Krisis Pangan di Gaza Memburuk: 345.000 Warga Hadapi Bencana Kelaparan
Berita Terkait
-
Krisis Pangan di Gaza Memburuk: 345.000 Warga Hadapi Bencana Kelaparan
-
Industri Pariwisata Yordania Terpuruk Akibat Konflik Israel-Hamas
-
Warga Amsterdam Serang Suporter Israel yang Sobek Bendera Palestina
-
Serangan Udara Terbaru Israel di Gaza Tewaskan Puluhan Warga Sipil, Termasuk Anak-anak
-
Terus Lancarkan Serangan, Amerika Serikat Minta Israel Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar