Suara.com - Ketua Gerakan Pencaker Kabupaten Intan Jaya, Yanuarius Weya, menyampaikan harapan agar penerimaan CPNS di daerah tersebut ditingkatkan jumlahnya untuk mengakomodasi lebih banyak pelamar asli daerah.
Ia berharap pemerintah dapat mengadakan penerimaan CPNS dengan kuota besar setiap lima tahun sekali.
"Dari 457 formasi CPNS di Intan Jaya tahun ini, hanya sekitar 200 hingga 300 kuota yang akan dialokasikan untuk masyarakat asli Intan Jaya," ungkap Yanuarius kepada Suara.com di Nabire, Papua Tengah, Rabu (13/11/2024).
"Kami berharap ke depan penerimaan CPNS di Intan Jaya bisa mencapai dua hingga tiga ribu, mengingat banyak lulusan sarjana di sini yang masih menganggur," tambahnya.
Yanuarius juga menyoroti ketimpangan penerimaan CPNS antara daerahnya dan daerah lain.
"Kenapa di kabupaten lain penerimaannya bisa seribu lebih, tapi Intan Jaya hanya ratusan?" katanya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa berdasarkan Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus), penerimaan CPNS untuk orang asli Papua (OAP) seharusnya mendapatkan prioritas penuh.
"Kami sangat berharap penerimaan CPNS berikutnya dapat memperhatikan kebutuhan masyarakat asli Papua, khususnya Intan Jaya, agar di masa depan setiap formasi CPNS bisa 100% dialokasikan untuk OAP," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengapresiasi kebijakan Pemda Intan Jaya yang memberikan 100 persen formasi ijazah kepada pelamar asli Papua dan 80 persen formasi sarjana untuk OAP.
Baca Juga: Setelah SKB CPNS Tes Apa Lagi? Ini Tahapan Seleksi dan Jadwal Resminya
Namun, ia menegaskan bahwa ke depan formasi untuk sarjana juga perlu ditingkatkan menjadi 100 persen untuk masyarakat asli Papua.
Sementara di tengah proses penerimaan CPNS, sebuah video berdurasi 1 menit 24 detik beredar di media sosial, termasuk Facebook dan WhatsApp.
Dalam tayangan video tersebut menuduh Gerakan Pencaker Intan Jaya (GEPIYA) mencemarkan nama baik dalam proses seleksi CPNS, dengan menyiratkan potensi ketidakadilan yang dapat merusak hubungan masyarakat setempat, khususnya antara suku Mee dan Moni.
Menanggapi hal tersebut, Yanuarinus Weya memberikan klarifikasi.
"Video yang beredar di grup WhatsApp itu bukan dari kami. Ada pihak yang mengambil video secara diam-diam tanpa izin," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya telah menghimbau semua pelamar untuk mengikuti prosedur dengan baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
YLKI Desak Penyelesaian Masalah Stok dan Harga Beras di Pasaran
-
Eks Stafsus Jokowi Wafat: Ini Sepak Terjang hingga Karier Politik Arif Budimanta
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern