Suara.com - Sekretaris Umum Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI), Papua, Pendeta Dominggus Pigai mengaku sangat prihatin atas dampak program transmigrasi karena dianggap bisa mengancam keberadaan Orang Asli Papua (OAP).
"Program transmigrasi tersebut mengancam eksistensi OAP di tanah mereka sendiri. Gereja KINGMI di Tanah Papua menyadari bahwa program mega transmigrasi tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan warga gereja di tanah Papua," ujarnya lewat keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Jumat (15/11/2024).
Dominggus Pigai membeberkan sederet masalah yang bakal muncul karena imbas program transmigrasi di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program tersebut justru akan merugikan OAP karena bisa merampas tanah dan adat di Tanah Papua.
"Misi transmigrasi adalah bentuk lain untuk merampas dan menghilangkan tanah adat orang asli Papua. Misi perampasan tanah adat ini akan menghancurkan tatanan budaya lokal," katanya.
"Sistem penguasaan tanah adat dan pengambilalihan tanah negara dengan alasan transmigrasi hanya menimbulkan gap, konflik antara orang asli dan orang migran di Tanah Papua," sambung Dominggus.
Dia juga membeberkan jika tingkat ekonomi masyarakat di Papua juga belum merata sehingga masih banyak OAP yang mengalami kemiskinan.
"Orang Asli Papua masih banyak yang membutuhkan lapangan kerja. Kehadiran transmigrasi merupakan cara negara merampas kehidupan orang asli Papua dari Tanah Papua. Ini merupakan bentuk pemiskinan terhadap OAP bukan pemerataan kehidupan sosial yang layak dan adil," tegasnya.
Selain masalah sosial dan ekonomi, Dominggus juga menyinggung kasus-kasus pelanggaran HAM yang masih menyasar kepada Orang Asli Papua.
"Untuk membangun orang asli Papua secara komprehensif maka penyelesaian kasus pelanggaran kasus HAM dengan mengizinkan Tim Investigasi HAM Internasional yang Independen untuk menginvestigasi kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM masa lalu di seluruh Tanah Papua," ujarnya.
Kontributor: Elias Douw
Berita Terkait
-
Post Power Syndrome? Jokowi Disindir Gak Punya Malu karena Masih Ikutan Kampanye Pilkada: Cawe-cawe Sepanjang Masa
-
Bukan Bikin Aturan Baru untuk Lindungi Guru, Wapres Gibran Justru Ditantang Ini
-
Senang Gibran Buka Layanan 'Lapor Mas Wapres,' Uceng UGM: Lapor soal Nepotisme Boleh?
-
Wakil Rektor UGM Sebut "Lapor Mas Wapres" Cuma Pencitraan Gibran: Bisa jadi Jebakan Itu
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf