Suara.com - Pemerintah merencanakan pembangunan hunian sementara (huntara) untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, NTT. Pembangunan itu perlu dipercepat, mengingat iklim mulai masuk musim penghujan.
Pembahasan pembangunan itu dipimpin oleh Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dalam rapat tingkat menteri bersama sejumlah kementerian dan lembaga.
"Dibutuhkan segera membuat hunian sementara. Hunian sementara ini dilakukan karena kita sebentar lagi akan menghadapi risiko musim hujan dan nanti ada liburan natal juga," kata Menko PMK Pratikno usai rapat di kantornya, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Di saat yang sama juga akan dilakukan relokasi mandiri. Serta bantuan renovasi rumah warga yang terdampak dan penyiapan hunian tetap. Pratikno menyampaikan kalau Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Kementerian Lingkungan, dan Kementerian Kehutanan, bersama Pemprov dan Pemkab sudah menentukan lokasi yang aman untuk dibangun hunian tetap.
"Itu sudah diidentifikasi, akan kita perdalam lebih lanjut administrasinya Sudah dibahas dengan warga," katanya.
Pratikno menambahkan bahwa pengerjaan renovasi rumah, pembangunan hunian sementara, pembangunan hunian tetap, serta relokasi mandiri akan dilakukan secara bersamaan. Dia menyampaikan kalau pembangunan hunian itu akan tersebar di berbagai daerah yang dianggap aman.
"Dengan cara itu, kita akan bisa memberikan layanan berupa hunian tetap yang lebih permanen bagi warga. Tidak bisa terkonsolidasi dari satu tempat, tapi yang penting bahwa ini adalah sudah disepakati oleh warga setempat," ujarnya.
Berdasarkan data BBPB, jumlah pengungsi yang terpusat sudah mengalami penurunan, jadi sekitar 5.117 jiwa. Lebih banyak jumlah pengungsi mandiri yang pilih tinggal di rumah keluarga. Jumlah pengungsi mandiri itu tercatat 6.417 jiwa.
Berita Terkait
-
Tak Akan Kehilangan Hak Pilih, Mendagri Bangun TPS Khusus di Posko Pengungsian Erupsi Lewotobi Laki-laki
-
Erupsi Lewotobi: Perjuangan dan Harapan Warga untuk Bangkit
-
Sekolah Beralih Jadi Pos Pengungsian Lewotobi, Semangat Siswa-Siswi Jadi Sukarelawan
-
Ahmad Muzani Kerap Beli Sapi Lalu Dilelang hingga Tembus Ratusan Juta, Ternyata Ini Tujuannya
-
Gibran Kunjungi Pengungsi Gunung Lewotobi, Warganet : Awal Kerja Kayak Bapaknya Dulu
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!