Suara.com - Pemerintah Inggris membuka peluang untuk meninjau kembali status kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sebagai organisasi terlarang, menyusul peran utamanya dalam menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal ini disampaikan oleh Menteri Senior Inggris, Pat McFadden, pada Senin (9/12).
“Kami akan mempertimbangkannya. Keputusan ini akan bergantung pada bagaimana perilaku kelompok tersebut di masa mendatang,” ujar McFadden dalam wawancara dengan Sky News.
HTS, yang sebelumnya terafiliasi dengan al-Qaeda, selama ini dikategorikan sebagai kelompok teroris oleh Inggris dan negara-negara Barat lainnya, termasuk Amerika Serikat. Status ini menjadikan segala bentuk dukungan atau keterlibatan dengan HTS sebagai tindakan ilegal.
Namun, keberhasilan aliansi oposisi bersenjata yang dipimpin HTS dalam merebut Damaskus dan memaksa al-Assad melarikan diri ke Rusia membuat status mereka kini dipertimbangkan ulang.
“Keputusan ini perlu dibuat dengan cepat, mengingat perkembangan situasi yang begitu pesat di lapangan,” tambah McFadden dalam wawancara terpisah dengan BBC Radio.
Langkah HTS dan aliansi oposisi di Suriah telah membawa perubahan besar di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Inggris, bersama dengan negara-negara internasional lainnya, menyambut baik berakhirnya rezim al-Assad, yang dianggap sebagai salah satu momen perubahan paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Meski begitu, McFadden menegaskan bahwa hingga akhir pekan lalu, belum ada keputusan resmi terkait pencabutan status HTS sebagai organisasi terlarang. “Ini adalah isu yang rumit, dan kami harus melihat bagaimana HTS bergerak dalam dinamika politik baru ini,” katanya.
Keberhasilan HTS memimpin oposisi di Suriah memunculkan tantangan baru bagi negara-negara Barat. Inggris kini dihadapkan pada dilema antara mengakui peran HTS dalam transisi politik Suriah atau mempertahankan pandangannya terhadap kelompok tersebut sebagai ancaman keamanan global.
Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi di Suriah, berharap perubahan ini membawa stabilitas baru bagi kawasan yang telah lama dilanda konflik. Bagaimana Inggris dan negara-negara lain menangani isu ini akan menjadi penentu penting bagi masa depan diplomasi dan keamanan global.
Baca Juga: Israel Ekspansi Wilayah, Rebut Jabal el-Sheikh Suriah dalam 1 Jam!
Berita Terkait
-
Israel Ekspansi Wilayah, Rebut Jabal el-Sheikh Suriah dalam 1 Jam!
-
Akankah Suriah Ganti Bendera usai Kejatuhan Assad? Makna Warna dan Bintang di Balik Simbol Revolusi
-
Jatuhnya Pemerintahan Bashar al-Assad Timbulkan Banyak Pertanyaan, Rusia Desak Lakukan Pertemuan Darurat
-
Rezim Assad Tumbang, Israel Lancarkan Serangan Udara di Suriah
-
Ribuan Warga Suriah Rayakan Kejatuhan Rezim Assad di Eropa: Akhirnya Kami Bebas!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?