Suara.com - Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dengan luas sekitar 4.300 hektare disebut-sebut sebagai tambang emas baru di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pun disebut-sebut akan terwujud.
Direktur Utama PT KIT Batang, Ngurah Wirawan, menyebut kawasan ini memiliki potensi besar karena keunggulan geografis dan infrastruktur pendukung, seperti akses tol dan kereta api, serta lokasi yang bebas dari potensi gempa.
“KIT Batang ini lebih dari sekadar kawasan industri. Kami membangun kota mandiri, kota industri, dan kota wisata. Dalam 2-3 tahun ke depan, akan muncul hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas hiburan di kawasan ini,” ujar Ngurah di Batang, pada Minggu (15/12/2024).
Hingga saat ini, terdapat 21 investor yang telah memesan kavling, dengan lima perusahaan sudah beroperasi dan lima lainnya dalam tahap konstruksi. Keberhasilan pengembangan KIT Batang yang pesat dalam empat tahun terakhir tak lepas dari kolaborasi antara pemerintah dan BUMN.
Infrastruktur jalan, energi, hingga pelabuhan dikelola oleh berbagai pihak, seperti Kementerian PUPR, PLN, Pertamina, dan Pelindo.
“Kalau kami kerja sendiri, tidak akan mampu. Kolaborasi inilah yang membuat pembangunan berjalan cepat dan efektif,” jelas Ngurah.
Menciptakan Ekosistem Kota Mandiri
KIT Batang tidak hanya fokus pada pabrik, tetapi juga mengembangkan fasilitas pendukung seperti perumahan untuk pekerja, tempat wisata, hingga pusat hiburan. Wisata yang dirancang bertujuan untuk menarik lalu lintas pengguna jalan tol dari Jakarta menuju Jawa Tengah.
Dari sisi perumahan, orientasinya adalah menyediakan hunian bagi pekerja lokal, bukan untuk orang dari luar daerah.
Baca Juga: Penasaran Wihaji Calon Menteri Apa? Mantan Bupati Batang Sumringah Pasca Dipanggil Prabowo
"Proyeksi ke depan, hingga 2029, kawasan ini diperkirakan akan mempekerjakan 39 ribu orang, dengan kebutuhan fasilitas dan transportasi harus terus berkembang," jelasnya.
Investasi dan Dampak Ekonomi
Saat ini, nilai investasi di KIT Batang mencapai Rp18,7 triliun, dan ditargetkan terus meningkat.
Melihat hal itu, Ekonom Universitas Diponegoro, Wahyu Widodo, menyebut kawasan ini bisa sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. Dengan kontribusi industri manufaktur yang mendominasi PDRB Batang sebesar 32,7 persen, pertumbuhan ekonomi kabupaten ini diperkirakan bisa mencapai 6,5 persen di masa depan.
“Transmisi pertumbuhan ini akan mengubah KIT Batang menjadi kawasan industri khusus (KIK) yang berorientasi pada keberlanjutan dengan energi hijau, sekaligus menciptakan kota baru yang terintegrasi,” ujar Wahyu.
Namun, tantangan terbesar adalah kebutuhan tenaga kerja terampil dan urbanisasi yang tidak terhindarkan. KIT Batang harus memastikan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja menjadi prioritas utama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!