Suara.com - Sebuah serangan besar-besaran oleh kelompok militan menargetkan pos militer Pakistan di dekat perbatasan Afghanistan, Jumat malam (20/12). Kejadian itu menewaskan 16 tentara dan melukai lima lainnya dalam kondisi kritis.
Insiden ini menambah ketegangan di wilayah Khyber Pakhtunkhwa, yang dikenal sebagai daerah rawan konflik.
Menurut dua pejabat intelijen Pakistan yang enggan disebutkan namanya, lebih dari 30 militan melancarkan serangan di daerah Makeen, sekitar 40 kilometer dari perbatasan Afghanistan.
"Para militan membakar peralatan komunikasi nirkabel, dokumen, dan barang-barang lainnya yang ada di pos tersebut sebelum mundur setelah serangan selama dua jam," ungkap salah satu pejabat kepada AFP.
Taliban Pakistan, melalui pernyataan resminya, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka menyebut serangan tersebut sebagai aksi balasan atas kesyahidan para komandan senior mereka.
Kelompok ini, yang juga dikenal sebagai Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), telah meningkatkan aktivitasnya di wilayah perbatasan dalam beberapa bulan terakhir. Serangan ini menjadi salah satu serangan paling mematikan terhadap militer Pakistan dalam tahun ini.
Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, yang berbatasan langsung dengan Afghanistan, kerap menjadi lokasi bentrokan antara militer Pakistan dan kelompok militan. Pos militer di daerah ini sering menjadi sasaran karena posisinya yang strategis dan sulit dijangkau.
Serangan ini memicu kekhawatiran akan peningkatan intensitas serangan dari kelompok militan, terutama setelah Taliban Afghanistan kembali berkuasa di Kabul. Hubungan yang kompleks antara Taliban Pakistan dan Afghanistan telah memperumit upaya pemerintah Pakistan untuk mengamankan wilayah perbatasan.
Militer Pakistan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan ini, tetapi operasi pencarian dan pengamanan di sekitar Makeen dilaporkan sedang berlangsung.
Baca Juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah KTT D-8 2025, Perkuat Kerja Sama Ekonomi Negara Muslim
Pemerintah Pakistan diharapkan akan meningkatkan keamanan di perbatasan dan melanjutkan upaya untuk menekan kelompok militan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Berita Terkait
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah KTT D-8 2025, Perkuat Kerja Sama Ekonomi Negara Muslim
-
PSIM Rekrut Pemain yang Pernah Hancurkan Gawang Timnas Indonesia! Siapa Dia?
-
Heboh! Pengakuan Mengejutkan Pangeran Harry Bunuh 25 Tentara Taliban di Afghanistan
-
Mirip Honda CUV e: tapi Lebih Murah dari BeAT, Motor Listrik Satu Ini Bisa Bikin Kesengsem
-
Pakistan di Ambang Perang Saudara Mulai dari Imran Khan, Protes Berdarah dan Kekuasaan Militer
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada