Suara.com - Sosok Presiden Prabowo Subianto disebut tidak bisa menjadi penengah keretakan hubungan antara PDI Perjuangan dengan Joko Widodo atau Jokowi.
Pengamat Politik Citra Institute, Yusak Farchan, mengatakan meskipun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan kepala negara, hal itu tidak serta merta membuat gejolak hubungan PDIP dengan Presiden ke-7 RI mereda.
"Kalau Mega bertemu Prabowo, saya kira pertemuan keduanya tidak serta merta mengurangi tensi ketegangan antara Jokowi dengan PDIP," kata Yusak kepada Suara.com, Selasa (14/1/2025).
Menurut Yusak ada alasan mengapa hubungan retak antara PDIP dan Jokowi bakal terus bergejolak. Pertama karena kekesalan PDIP terhadap mantan kadernya itu sendiri, sehingga membuat rekonsiliasi sulit terjadi.
"Jadi berharap Mega membuka pintu bagi Jokowi untuk bertemu atau rekonsiliasi, rasanya sesuatu yang sulit meskipun dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi," kata Yusak.
Faktor kedua adalah karakter dari Megawati itu sendiri. Menurut Yusak, Megawati merupakan tokoh yang memendam perasaan dalam jangka panjang. Artinya, rasa kesal terhadap Jokowi tentu akan berkepanjangan
"Kalau melihat karakter Bu Mega, psikologinya kan merupakan tokoh yang bisa lama memendam perasaan. Apakah perasaan 'tersakiti' itu bisa membuka pintu maaf bagi Jokowi? Saya kira tidak semudah itu," kata Yusak.
Punya Kepentingan Masing-masing
Hubungan PDI Perjuangan dengan mantan kadernya, yakni Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi diprediksi bakal terus bergejolak. Sulit bagi dua pihak tersebut untuk memperbaiki hubungan sebab masing-masing memiliki kepentingan. Hal tersebut yang diperkirakan Yusak.
Baca Juga: Cek Fakta: Prabowo Hari ini Berhasil Tangkap Harun Masiku
Yusak mengingatkan kembali tentang sebab musabab hubungan PDIP dan Jokowi retak. Bermula dari bergesernya arah dukungan Jokowi menjelang pelaksanaan pemilihan presiden 2024. Jokowi semula diprediksi mendukung calon yang diusung PDIP, yaitu Ganjar Pranowo.
Diketahui, Jokowi belakangan disebut mendukung Prabowo Subianto. Mengingat putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden bagi Prabowo.
Yusak berujar gejolak yang berawal dari pilpres tersebut akan berkepanjangan. Sebabnya, antara Jokowi dan PDIP memiliki kepentingan elektoralnya masing-masing.
"Saya kira gejolak itu akan terus berlanjut karena Jokowi dan PDIP sama-sama punya kepentingan elektoral ke depan," kata Yusak kepada Suara.com, Selasa (14/1/2025).
Yusak mengatakan kepentingan elektoral Jokowi ialah menjadikan Gibran yang kini menjadi wakil presiden sebagai calon presiden pada pemilihan mendatang. Sementara, kepentingan PDIP justru sebaliknya.
"Kepentingan Jokowi adalah mengamankan Gibran menjadi Capres. Sementara kecenderungan PDIP sebaliknya, bagaimana membendung Gibran ke depan," kata Yusak.
Berita Terkait
-
Hubungan Bakal Terus Retak, Jokowi Ingin 'Amankan' Gibran jadi Capres, PDIP Sebaliknya
-
Program MBG Cuma Sampai Juni, Rocky Gerung Ungkap Sisi Paradoks
-
Penghina Prabowo Kini jadi Stafsus Menkomdigi, Rudi Valinka Disamakan Akun Fufufafa!
-
Anies Pamer Video Makan Daging Mahal, Netizen Bandingkan Kehidupannya dengan Jokowi: 2 Pengangguran Tapi Berbeda
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
-
4 HP Snapdragon Paling Murah, Cocok untuk Daily Driver Terbaik Harga mulai Rp 2 Jutaan
Terkini
-
PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia, Rano Karno Curiga Ada Jebakan Aglomerasi?
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
-
Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
AHY Pimpin Penyelamatan Korban Banjir Sumatra, Ungkap Penyebabnya Topan Tropis Langka
-
PBNU Makin Panas, Wasekjen Sebut Pemecatan Gus Yahya Cacat Prosedur: Audit Belum Selesai
-
Tangis Ira Puspadewi Kenang Gelapnya Kamar Penjara: Dihindari Teman, Cuma Bisa Ngobrol Sama Tuhan