Suara.com - Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza akan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025, pukul 06.30 GMT, menurut pernyataan Qatar, negara yang menjadi mediator dalam kesepakatan tersebut.
“Sebagaimana dikoordinasikan oleh para pihak dalam perjanjian dan mediator, gencatan senjata di Jalur Gaza akan dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat di Gaza,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, melalui platform media sosial X.
Ia juga mengimbau penduduk untuk tetap berhati-hati.
“Kami menyarankan penduduk untuk mengambil langkah pencegahan, tetap waspada, dan menunggu arahan dari sumber resmi,” tambahnya.
Meski waktu pasti dimulainya gencatan senjata sempat tidak jelas, pemerintah Israel sebelumnya telah menyatakan bahwa tidak akan ada pembebasan tahanan sebelum pukul 14.00 GMT.
Pada Sabtu pagi, kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Sebelumnya diberitakan bahwa Israel akan mengadakan rapat untuk memberikan persetujuan akhir terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. Kesepakatan ini melibatkan pembebasan sandera dan telah diumumkan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Meskipun demikian, serangan udara Israel di Gaza tetap berlangsung, dengan korban jiwa mencapai sedikitnya 86 orang sehari setelah kesepakatan diumumkan.
Keputusan kabinet yang sempat tertunda akibat perbedaan pendapat akhirnya dicapai pada Jumat dini hari. Netanyahu mengonfirmasi bahwa perjanjian telah disetujui untuk pembebasan sandera, dengan 33 orang dijadwalkan bebas dalam tahap awal selama enam minggu. Namun, masih ada 98 sandera yang tetap ditahan, memicu desakan keluarga mereka untuk mempercepat pelaksanaan kesepakatan.
Kesepakatan ini dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, melibatkan gencatan senjata selama enam minggu serta pertukaran tahanan. Selain itu, kesepakatan ini membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza yang hancur akibat konflik. Namun, perdebatan masih terjadi di kalangan anggota kabinet Israel, terutama dari kelompok garis keras yang menentang gencatan senjata.
Baca Juga: Kesepakatan Tercapai! Proses Pembebasan Sandera Gaza Dimulai, Ini Waktunya
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan ini berada di jalur yang benar dan gencatan senjata kemungkinan besar akan dimulai sesuai jadwal. Namun, masih ada kendala dalam negosiasi terkait identitas tahanan Palestina yang akan dibebaskan. Utusan AS dan mediator lainnya terus bekerja untuk menyelesaikan persoalan ini.
Di Gaza, serangan udara Israel setelah pengumuman kesepakatan menyebabkan duka mendalam bagi warga. Seorang anak tewas terkena serpihan rudal saat bermain di tempat pengungsian, memperlihatkan paradoks antara harapan akan perdamaian dan kenyataan di lapangan. Di sisi lain, protes juga terjadi di Israel, dengan sebagian warga menentang kesepakatan ini.
Kesepakatan ini muncul setelah konflik yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan, menewaskan puluhan ribu orang, dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Jika berhasil, gencatan senjata ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meredakan ketegangan dan memberikan ruang bagi upaya kemanusiaan di kawasan tersebut.
Berita Terkait
-
Kesepakatan Tercapai! Proses Pembebasan Sandera Gaza Dimulai, Ini Waktunya
-
Tok! Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Gaza, 3 Menteri Melawan, Siapa Saja?
-
Joe Biden Ungkap Percakapan dengan Netanyahu: Desakan Agar Israel Hindari Pemboman Massal di Gaza
-
Indonesia Siap Kirim Bantuan untuk Pulihkan Gaza yang Hancur
-
Gencatan Senjata Berantakan, Israel Lancarkan Serangan Brutal di Gaza
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian