Suara.com - Profesor Riset di Pusat Penelitian Politik LIPI, Ikrar Nusa Bhakti menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto lebih tegas jika dibandingkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu contohnya, Ikrar menyebut bahwa Prabowo telah bertindak tegas dalam menghancurkan pagar laut misterius di Tangerang yang belakangan ini jadi perbincangan.
Ikrar menyebut bahwa kebijakan-kebijakan Prabowo yang sudah mulai tercium ini sangat berbeda dengan masa pemerintahan Jokowi.
Ikrar berharap jika semua yang sedang dilakukan oleh Prabowo kali ini bukanlah semata-mata hanya untuk pencitraan saja.
“Pak Prabowo mudah-mudahan anda bukanlah sedang melakukan suatu proses politik pencitraan,” sebut Ikrar, dikutip dari youtubenya, Kamis (23/1/25).
“Seperti anda ingin menjadikan Indonesia tidak tergantung bahan bakar minyak dari negara lain mudah-mudahan tahun ini segera tercapai. Jangan seperti waktu jaman Jokowi, “kita akan habisi mafia migas, mafia minyak,” ternyata masih terus jalan,” sambungnya.
Ikrar juga berharap swasembada pangan bisa dicapai di akhir 2025. Tak hanya itu, harapan besar kepada pemerintah yang menjadi catatan penting adalah tidak menganak emaskan para pengusaha kaya.
“Swasembada pangan juga semoga tetap berjalan. Tidak ada impor jagung, tidak ada impor beras, dan mudah-mudahan pemerintah juga bisa menangani masalah sawah-sawah yang kemungkinan terjadi banjir, mudah-mudahan pemerintah juga tidak menganak emaskan para pengusaha kaya dengan diberikan kemudahan oleh negara,” urainya.
“Jangan sampai rakyat itu melihat yang kaya dimudahkan, yang kecil itu disulitkan. Ini yang buat saya sangat penting dan harus diperhatikan oleh Presiden Prabowo Subianto,” tambahnya.
Baca Juga: Ramai Tren Tulisan vs Orangnya, Puisi Prabowo Mendaki Semeru Karya Fufufafa Viral: Masterpiece!
Ikrar menyebut bahwa Prabowo harus belajar dari kasus yang sudah dialami oleh Jokowi. Ikrar mengaku tidak ingin Presiden Republik Indonesia masuk Kembali dalam catatan OCCRP.
“Belajar dari apa yang pernah terjadi dalam kasus dengan Jokowi. Karena kalau ini terjadi, saya tidak mau melihat Presiden Republik Indonesia masuk lagi dalam catatan OCCRP sebagai seorang penguasa yang korup di dunia,” ungkapnya.
“Kalau ini terjadi akan sangat buruk bagi citra Indonesia di dunia Internasional,” tandasnya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?
-
Cecar Kepala BGN di Rapat Soal MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong
-
Heboh Polemik Pelat BK, Aksi Bobby Nasution Dibela DPR, Apa Alasannya?
-
Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Korban Keracunan MBG di SDN Gedong Jadi 22 Siswa, Komnas PA Kritik Guru Jadi Pencicip Makanan