Suara.com - Sebanyak 23 penerbangan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) di Tangerang, Banten sempat dialihkan pendaratannya karena kondisi cuaca buruk yang ekstrem dan terbatasnya jarak pandang di landasan bandara pada Selasa (28/1/2025).
Deputi GM Operasi 5 Bandara Soetta, Didik Agus Suryono, menjelaskan bahwa pendaratan pesawat dialihkan ke bandara alternatif seperti Bandara Halim Perdanakusuma, Yogyakarta, Palembang, dan Lampung.
"Tadi malam, bukan hari ini. Maksudnya, setiap cuaca buruk, jika pesawat tidak bisa mendarat, mereka memutuskan untuk memindah ke bandara alternatif bukan dipindahkan rute," ujarnya, dikutip via Antara.
Dari pengalihan pendaratan tersebut, 19 penerbangan domestik dan 4 penerbangan internasional dialihkan. Setelah cuaca mulai membaik, penerbangan yang dialihkan kembali mendarat di Bandara Soetta.
Didik Agus Suryono menambahkan bahwa cuaca mulai membaik sekitar pukul 18.00 WIB, sehingga penerbangan kembali normal. "Sekitar malam sudah bagus. Bisa dibilang pukul 18.00 WIB penerbangan kembali normal," ucapnya.
Dia juga menegaskan bahwa pada pagi hingga siang hari ini, seluruh penerbangan dan pendaratan di Bandara Soetta beroperasi dengan normal. "Untuk pagi ini alhamdulillah cuaca mendukung, tadi pagi sempat hujan, namun tidak berdampak terhadap operasional untuk mendarat, kita full operasi," kata Dia.
Asistensi Deputi Komunikasi dan Hukum Bandara Soekarno-Hatta, M. Holik Muardi, menegaskan bahwa akses jalan menuju beberapa terminal di bandara Soetta telah kembali normal setelah sebelumnya dilanda banjir.
PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta memastikan operasional bandara saat ini berjalan normal dan baik, tidak terdapat kendala signifikan. Dengan kembali dibukanya sejumlah akses jalan menuju terminal-terminal di Bandara Soetta, pihaknya mengimbau para calon penumpang untuk berkoordinasi secara berkala dengan maskapai terkait jadwal penerbangan serta datang lebih awal ke bandara.
Baca Juga: BRIN dan BMKG Kompak Peringatkan Badai Dahsyat, Jabodetabek Siaga!
Berita Terkait
-
Pendaratan 23 Pesawat Sempat Dialihkan, Bandara Soetta Kembali Normal Usai Dilanda Cuaca Buruk dan Banjir
-
Banjir Reda, Macet Mengancam? Begini Situasi Terbaru Akses ke Bandara Soekarno-Hatta
-
Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia Akibat Kombinasi Fenomena Alam
-
Here We GO! Patrick Kluivert Tiba di Indonesia
-
BRIN dan BMKG Kompak Peringatkan Badai Dahsyat, Jabodetabek Siaga!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional