Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras kepada Iran, menegaskan bahwa ia akan menghancurkan negara itu jika mereka mencoba untuk membunuhnya. Pernyataan tersebut disampaikan setelah ia menandatangani perintah di Gedung Oval, Selasa (4/2), yang bertujuan untuk memperkuat kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran guna mencegah pengembangan senjata nuklir oleh negara Timur Tengah tersebut.
Trump mengakui bahwa dirinya bimbang saat menandatangani perintah tersebut, tetapi menekankan bahwa keputusan itu tidak bisa dihindari. Saat ditanya tentang ancaman Iran untuk membunuh dirinya dan sekutunya, sebagai balasan atas serangan drone AS yang menewaskan pemimpin Pasukan Quds, Qasem Soleimani, Trump menjawab dengan tegas:
"Jika mereka melakukan itu, mereka akan dihancurkan. Saya telah meninggalkan instruksi yang jelas. Jika mereka melakukannya, mereka akan lenyap, tidak akan ada yang tersisa."
Selain itu, Trump juga mengkritik Presiden Joe Biden karena gagal mengeluarkan pernyataan serupa yang tegas terhadap Iran.
"Biden seharusnya mengatakan hal itu, tetapi dia tidak pernah melakukannya. Saya tidak tahu mengapa. Kurangnya kecerdasan, mungkin?" ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Trump menegaskan bahwa salah satu prioritas utama AS adalah memastikan Iran tidak menjadi kekuatan nuklir.
"Mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir. Jadi saya menandatangani ini, dan saya tidak senang melakukannya, tetapi saya tidak punya pilihan lain. Kita harus kuat dan tegas, dan saya berharap ini tidak akan digunakan dalam skala besar," katanya.
Trump juga menambahkan bahwa harapannya adalah adanya perdamaian total, tidak hanya di Timur Tengah tetapi juga di seluruh dunia.
Upaya Pembunuhan Trump oleh Iran Digagalkan FBI
Baca Juga: Trump Ingin Ambil Alih Gaza dan Menjadikannya Kawasan Wisata Timur Tengah
Ancaman pembunuhan terhadap Trump telah menjadi perhatian serius bagi otoritas AS sejak ia menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dan menyetujui pembunuhan Soleimani di Baghdad pada Januari 2020. Pada November tahun lalu, FBI berhasil menggagalkan rencana Iran untuk membunuh Trump.
Departemen Kehakiman AS mengungkapkan adanya skema pembunuhan berbayar yang ditujukan untuk menargetkan Trump. Seorang pria bernama Farhad Shakeri, warga Afghanistan berusia 51 tahun yang diidentifikasi sebagai aset pemerintah Iran, didakwa atas keterlibatannya dalam rencana tersebut.
Shakeri, yang sebelumnya dideportasi dari AS setelah menjalani hukuman penjara atas tuduhan perampokan, mengaku kepada penyelidik bahwa ia diberi perintah langsung oleh anggota Garda Revolusi Iran pada September lalu untuk menyusun rencana membunuh Trump dalam waktu tujuh hari.
Selain Shakeri, dua pria lainnya yang diduga direkrut untuk pembunuhan terhadap jurnalis Iran-Amerika juga telah ditangkap pada November. Pemerintah AS terus meningkatkan pengawasan terhadap ancaman yang berasal dari Iran, sementara Trump tetap menjadi target utama dalam konflik geopolitik yang terus berkembang.
Berita Terkait
-
Trump Ingin Ambil Alih Gaza dan Menjadikannya Kawasan Wisata Timur Tengah
-
Arab Saudi Tolak Pemindahan Warga Palestina, Donald Trump: Para Pemimpin Lainnya Menyukai Ide Ini
-
Trump Sebut Warga Palestina Akan Senang Tinggalkan Gaza: Itu Hanya Situs Reruntuhan
-
Meksiko Kerahkan Ratusan Tentara ke Perbatasan AS demi Hentikan Tarif Dagang Donald Trump
-
Menag Sebut Israel Jadi Penyebab Negara Timur Tengah Sulit Lahirkan Peradaban Islam Modern
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru
-
Strategi Baru Turunkan Kemiskinan, Prabowo Akan Kasih Fasilitas buat UMKM hingga Tanah untuk Petani