Suara.com - Korban terorisme yang tergabung dalam Yayasan Keluarga Penyintas (YKP) menyampaikan keberatan atas kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah melalui instruksi presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025.
YKP menyampaikan protes keberatannya dalam surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto, Ketua Komisi 13 DPR RI, dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sekjen YKP Vivi Normasari mengatakan bahwa pemangkasan anggaran terhadap Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sebesar 62 persen, tentunya berdampak kepada hak-hak korban terorisme meliputi layanan medis, psikologi, psikososial.
“Korban Terorisme seharusya menjadi tanggung jawab negara dalam pemenuhan hak-hak layanan medis, psikologi, psikososial dan kompensasi sebagai bentuk kelalaian negara RI dalam melindungi rakyatnya,” katanya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/2/2025).
Menurut Vivi, apabila anggaran ini dipangkas, maka berdampak pada pelayanan korban terorisme yang terputus.
“Kami protes apabila anggaran bagi pemulihan korban terorisme yang diamanahkan kepada LPSK RI pada tahun 2025 turut dipangkas dan berimbas kepada korban terorisme terputus layanannya,” ungkapnya.
Vivi berharap, pemerintah secara bijak meninjau ulang besaran dana efisiensi dari anggaran LPSK.
Pasalnya pemangkasan anggaran ini sangat terdampak bagi layanan kepada masyarakat, termasuk saksi dan korban tindak pidana.
“Agar dapat dipertimbangkan kembali besaran efisiensi di LPSK agar bisa tetap memberikan layanan kepada saksi dan korban khususnya para korban terorisme,” katanya.
Baca Juga: Buntut Efisiensi Anggaran, DPR Minta ASN WFH Diawasi: Jangan Jadi Rest To Home
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi