Suara.com - Elon Musk mengungkapkan bahwa chatbot AI terbarunya, Grok 3, telah memasuki tahap akhir pengembangan dan akan segera dirilis dalam satu hingga dua minggu ke depan. Dalam pernyataannya di World Governments Summit di Dubai pada hari Kamis, Musk menyebut Grok 3 memiliki kemampuan penalaran yang sangat kuat dan dalam pengujian internalnya, AI tersebut mampu mengungguli semua model yang telah dirilis sejauh ini.
"Grok 3 memiliki kemampuan penalaran yang sangat kuat, jadi dalam pengujian yang telah kami lakukan sejauh ini, Grok 3 mengungguli apa pun yang telah dirilis, yang kami ketahui, jadi itu pertanda baik," ujar Musk melalui panggilan video dalam acara tersebut.
xAI vs OpenAI: Persaingan Semakin Memanas
Musk mendirikan xAI sebagai pesaing OpenAI, perusahaan yang pernah ia dirikan dan kini mendapat dukungan dari Microsoft serta Alphabet (induk perusahaan Google). Persaingan antara Musk dan OpenAI semakin memanas setelah pada hari Senin, sebuah konsorsium investor yang dipimpin oleh Musk menawarkan $97,4 miliar untuk membeli aset OpenAI. Tawaran ini dianggap sebagai langkah agresif dalam upaya merebut dominasi di bidang kecerdasan buatan.
OpenAI sendiri didirikan sebagai organisasi nirlaba dengan tujuan mengembangkan model AI terbaik dengan dukungan modal yang cukup. Namun, Musk menggugat CEO OpenAI, Sam Altman, pada bulan Agustus dan meminta hakim distrik AS untuk menghalangi perubahan OpenAI menjadi entitas nirlaba. OpenAI menanggapi bahwa tawaran pembelian Musk bertentangan dengan gugatannya tersebut.
"Saya pikir buktinya ada di sana bahwa OpenAI telah mencapai sejauh ini meski memiliki setidaknya semacam peran ganda, yaitu peran nirlaba. Apa yang mereka coba lakukan sekarang adalah menghapus sepenuhnya peran nirlaba, dan itu tampaknya sudah keterlaluan," kata Musk.
Musk dan Pandangan Ekonomi Global
Selain membahas perkembangan AI, Musk juga menyoroti kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Ia mengklaim bahwa pengeluaran pemerintah dapat dikurangi sebesar $1 triliun atau lebih, yang menurutnya akan membantu mengendalikan inflasi tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
"Mungkin ekonomi bisa tumbuh pada angka 4 atau 5% secara potensial, dalam hal produksi barang dan jasa riil yang bermanfaat, dan belanja pemerintah bisa dikurangi sekitar 3 atau 4 persen dari ekonomi, mungkin sekitar satu triliun dolar atau lebih, dan efek bersihnya adalah tidak ada inflasi dari tahun 2025 hingga 2026, jadi itu akan sangat luar biasa," jelasnya.
Kritik terhadap Kebijakan Luar Negeri AS
Dalam forum yang sama, Musk juga mengomentari kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang menurutnya terlalu agresif. Ia menegaskan bahwa AS seharusnya lebih fokus pada urusan dalam negeri dan tidak terlalu ikut campur dalam konflik internasional.
"Menurut saya, secara umum kita harus membiarkan negara lain mengurus urusan mereka sendiri," katanya.
Baca Juga: Arab Saudi Sambut Baik Pembangunan Gaza, Tolak Relokasi Warga Palestina
Pernyataan Musk ini muncul di tengah kontroversi yang dipicu oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menyarankan agar AS mengambil alih Jalur Gaza, merelokasi penduduk Palestina, dan mengubahnya menjadi "Riviera Timur Tengah". Komentar tersebut memicu reaksi keras dari komunitas internasional, termasuk dari dunia Arab.
Dengan rencana peluncuran Grok 3 dan perseteruannya dengan OpenAI, Elon Musk kembali menjadi sorotan dalam perkembangan teknologi dan geopolitik dunia. Menarik untuk ditunggu bagaimana persaingan di dunia AI dan sikapnya terhadap berbagai isu global akan berkembang di masa mendatang.
Berita Terkait
-
Arab Saudi Sambut Baik Pembangunan Gaza, Tolak Relokasi Warga Palestina
-
200.000 Orang Dukung Denmark Beli California, Mickey Mouse Pakai Helm Viking?
-
Peringatan Keras Liga Arab: Rencana Trump soal Gaza Ancam Picu Perang Regional Baru
-
Telur Jadi Barang Mewah di AS, Harga Naik 2 Kali Lipat karena Flu Burung?
-
China Kecam Rencana Trump Pindahkan Warga Gaza: Pemindahan Paksa!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?
-
Geger Mark-Up Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK: Saya Akan Datang
-
Detik-detik Atap Lapangan Padel Taman Vila Meruya Ambruk Diterjang Badai Jakarta
-
Kemenag Minta Dosen PTK Manfaatkan Beasiswa Riset LPDP, Pembiayaan Hingga Rp 2 Miliar
-
Jalur Kedunggedeh Normal Lagi Usai KA Purwojaya Anjlok, Argo Parahyangan Jadi Pembuka Jalan