Suara.com - Krisis antara Israel dan kelompok Palestina Hamas terkait kesepakatan pertukaran tahanan tampaknya mulai menunjukkan kemajuan, sebagaimana dilaporkan oleh media Israel pada Rabu (12/2).
"Setelah Hamas menyatakan bahwa mereka akan menunda pembebasan sandera, muncul ketegangan dalam kesepakatan pertukaran tahanan yang kini tampaknya akan diselesaikan," ungkap harian Israel Yedioth Ahronoth.
Laporan tersebut mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, yang menyatakan bahwa baik Israel maupun Hamas ingin tahap pertama perjanjian berhasil, dan Hamas telah mengirimkan sinyal bahwa mereka siap untuk melanjutkan kesepakatan.
Pejabat itu juga menyampaikan bahwa ancaman Presiden AS Donald Trump yang menyatakan "neraka akan terjadi" jika Hamas tidak membebaskan sandera yang tersisa paling lambat Sabtu (15/2) siang "menghadapkan Israel pada sebuah dilema."
Sebelumnya, pada Selasa (11/2), pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengancam untuk menghentikan gencatan senjata di Gaza jika Hamas tidak membebaskan sandera pada Sabtu sore.
Ancaman tersebut muncul sehari setelah Hamas mengumumkan bahwa mereka akan menunda pembebasan sandera berikutnya sebagai respons terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.
Pihak berwenang Palestina telah mendokumentasikan berbagai pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap kesepakatan tersebut, termasuk penembakan terhadap warga sipil dan penolakan akses terhadap bantuan, seperti tenda untuk warga yang mengungsi di Gaza.
Sesuai dengan perjanjian tahap pertama gencatan senjata, 33 sandera Israel diharapkan akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina.
Baca Juga: Israel Tarik Mundur Pasukan dari Tubas, Akankah Kekerasan di Tepi Barat Berakhir?
Berita Terkait
-
Hizbullah Ancam Serang Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Lebanon
-
Hamas Tekan Israel: 801 Truk Bantuan Akhirnya Masuk Gaza
-
Ultimatum Israel: Bebaskan Sandera atau Perang Baru di Gaza!
-
Arab Saudi Sambut Baik Pembangunan Gaza, Tolak Relokasi Warga Palestina
-
Israel Tarik Mundur Pasukan dari Tubas, Akankah Kekerasan di Tepi Barat Berakhir?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka