Suara.com - Seorang penumpang taksi online mengalami kepanikan setelah kendaraan yang ditumpanginya dikejar oleh seorang pria pengendara motor matic di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Penumpang tersebut mengira bahwa pria tersebut adalah pelaku begal yang menyamar sebagai anggota polisi.
Namun, belakangan diketahui bahwa pria berpakaian preman tersebut adalah anggota kepolisian yang tengah menjalankan tugas. Hal ini dikonfirmasi oleh Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahadi.
Menanggapi insiden tersebut, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai bahwa pengemudi taksi online yang tidak memasang pelat nomor belakang memang bisa menimbulkan kecurigaan bagi aparat.
"Di tengah meningkatnya kejahatan seperti pencurian kendaraan atau penyalahgunaan transportasi umum, wajar jika kepolisian curiga terhadap kendaraan yang tidak memiliki pelat nomor," ujar Fahmi dalam keterangan resminya, Minggu (16/2/2025).
Fahmi mengingatkan bahwa kepatuhan terhadap aturan lalu lintas sangat penting, bukan hanya untuk menghindari sanksi, tetapi juga agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di jalan.
Namun, ia juga menyoroti cara aparat dalam melakukan pengejaran. Menurutnya, tindakan pengejaran oleh petugas berpakaian preman di malam hari tanpa identifikasi yang jelas bisa memicu kepanikan.
"Dalam situasi seperti ini, wajar jika penumpang merasa ketakutan. Meski niat awal aparat didasarkan pada kecurigaan yang sah, pendekatan di lapangan tetap harus mempertimbangkan aspek keamanan dan komunikasi yang jelas," lanjutnya.
Ia menyarankan agar polisi lebih mengedepankan koordinasi dengan unit patroli berseragam atau pos terdekat agar tindakan penghentian kendaraan dapat dilakukan dengan lebih aman dan tidak menimbulkan kepanikan.
"Insiden ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi kepolisian dalam menerapkan prosedur pemeriksaan kendaraan. Apakah langkah yang diambil sudah sesuai standar operasional atau masih ada hal yang perlu diperbaiki?" ujarnya.
Baca Juga: Detik-Detik Prabowo Tegur Paspampres ketika Salami Kader, Netizen: Serba Salah...
Fahmi juga menilai bahwa pengejaran terhadap kendaraan tanpa pelat nomor seharusnya tidak dilakukan secara berlebihan. Ia menegaskan pentingnya transparansi dari kepolisian agar masyarakat tidak berspekulasi dan merasa aman dalam beraktivitas di jalan.
"Polisi harus dapat menjelaskan secara terbuka alasan di balik tindakan mereka agar publik memahami bahwa prosedur yang diterapkan memang sesuai dengan ketentuan," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
Terkini
-
Tangis Ibu Delpedro Pecah di Rutan Polda Metro: Anak Saya Bukan Penjahat, Bukan Koruptor!
-
Menkeu Purbaya: 10 Bulan Pemerintah Prabowo Kesejahteraan Rakyat Naik, Kemiskinan Turun Drastis
-
Sorotan Tajam Hendri Satrio: Dari Komunikasi Menkeu Purbaya hingga Gaya Prabowo Hadapi Massa
-
Lobi-Lobi Maut Asosiasi Travel Mainkan Kuota Haji di Kemenag, Patok Harga Ribuan Dolar per Jemaah
-
Bongkar Skandal Haji, KPK Ungkap Modus Jual Beli Kuota Libatkan Pejabat hingga Kerabat di Kemenag
-
Gali Lubang Baru! Minta Maaf Soal 'Agen CIA', Anak Menkeu Kini Sebut 'Ternak Mulyono'
-
Brutalitas Polisi Nepal Urai Massa Demo, Perempuan Ikut Dihajar saat Berusaha Melerai Temannya
-
Profil La Lita alias Litao: DPO Tersangka Pembunuhan Anak Terpilih Jadi DPRD
-
Rapat Perdana Bareng DPR, Menkeu Purbaya Curhat: Sekarang Saya Nggak Bisa Lagi Ngomong Agak 'Koboy'
-
Gembong Kriminal Nomor Wahid Sri Lanka Sembunyi di Apartemen Jakarta, Tertangkap di Kebon Jeruk!