Suara.com - Presiden Prabowo Subianto disarankan bisa lebih banyak menghemat APBN bila lakukan efisiensi anggaran secara merata disetiap Kementerian/Lembaga (K/L).
Ekonom Forum Indonesia untuk Tranparansi Anggaran (Seknas FITRA), Misbah Hasan, menyarankan agar pemerintah turut memangkas anggaran K/L yang masih luput dari efisiensi.
Dari perhitungannya, total efisiensi di pemerintah pusat ada sekitar 8 persen dari pagu anggaran. Sehingga, pada efisiensi berikutnya, K/L tersebut bisa saja anggarannya dipangkas dengan persentase yang sama.
Dia menghitung kalau pemerintah masih bisa menghemat hingga ratusan triliun kendati hanya beberapa K/L yang anggarannya dipotong sebanyak 8 persen.
"Kalau K/L-K/L misalnya kayak BPK, MA, Kejakaan Agung, terus Kemenhan, Polri, termasuk DPR diberlakukan kebijakan yang sama, dilakukan efisiensi minimal 8 persen, itu pemerintah sebenarnya bisa mendapatkan hasil efisiensi sekitar Rp194,3 triliun," kata Misbah dalam diskusi media secara virtual, Selasa (18/2/2025).
Misbah mengkritik dan menilai Prabowo tidak adil dalam menerapkan kebijakan efisiensi anggaran. Tapi di sisi lain masih ada ruang-ruang yang sebenarnya bisa turut diefisiensikan.
"Menurut saya ini menjadi semacam ketidakadilan ya bagi kementerian lain, di mana kementerian lain bisa dipotong sampai 50 persen lebih, sementara ada banyak kementerian yang sama sekali tidak terkena efisiensi," ujarnya.
Dia menyoroti kalau pemerintah saat ini justru memangkas anggaran beberapa kementerian yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk pelayanan masyarakat.
Efisiensi yang disayangkan seperti terhadap Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang anggarannya semula hanya Rp300 miliar kemudian dipotong sekitar 53 persen. Ada pula Komnas HAM, BRIN, hingga Ombudsman yang dikatakan Misbah sebenarnya berhubungan langsung dengan pelayanan publik.
Baca Juga: #IndonesiaGelap, Mengintip 5 Tuntutan BEM UI untuk Prabowo-Gibran: Ada MBG
"Jadi harusnya memang skenario efisiensi ini betul-betul menyasar kepada kementerian-kementerian administratif, yang anggaran-anggaran yang terkait dengan administratif, bukan justru anggaran-anggaran yang terkait dengan pelayanan publik," ucapnya.
Berita Terkait
-
Dahlan Iskan Bongkar Sosok Pencetus Danantara yang Tak Diketahui Publik
-
Omongan Anies soal Prabowo Tak Tahan Jadi Oposisi Dinilai Kenyataan, Publik: Kemarin Teriak Hidup Jokowi
-
#IndonesiaGelap, Mengintip 5 Tuntutan BEM UI untuk Prabowo-Gibran: Ada MBG
-
Gaya Pidato Prabowo Dianggap Khas Bocah, Fedi Nuril Heran Ada yang Bangga
-
Rocky Gerung Naik Mobil Pick Up Demi Bakar Semangat Mahasiswa untuk Aksi Indonesia Gelap
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
-
Mees Hilgers Main Lagi, Pelatih FC Twente Resmi Dipecat!
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Taiwan, Trisula Baru Debut?
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
Terkini
-
Heboh, Kalimat 'Semoga Prabowo Cepat Meninggal' Terdengar di Siaran TV Korea
-
Rangkul Tokoh Publik, Puan Maharani Minta Maaf! DPR Janji Transformasi Usai Gelombang Protes
-
Kini Jadi Tersangka, Nadiem Makarim Dicap Sebagai Menteri Pendidikan Paling Buruk Sepanjang Sejarah
-
Bakar Ban saat Demo Berujung Petaka, Mahasiswa PMII Terbakar Selepas Massa Bakar Ban
-
Daftar Sanksi Ini Dijatuhkan kepada Bripka Rohmat, Sopir Kendaraan Taktis yang Tewaskan Affan
-
Aksi Kamisan Mengenang 21 Tahun Kepergian Munir, Tuntutan Keadilan Tak Pernah Padam
-
Nadiem Makarim Tersangka Ganda? KPK Siap Susul Kejagung dalam Kasus Google Cloud?
-
Pesan Prabowo yang Mampu Redam Kericuhan Banjir Pujian dari Golkar
-
Aksi Kamisan di Istana Negara Pasca-Demo Besar
-
Video Lawas Deddy Sitorus jadi Bahan Politisasi, Ini Kata Analis