Suara.com - Qatar, sebagai mediator utama dalam konflik Gaza, menegaskan bahwa rakyat Palestina harus memiliki hak penuh dalam menentukan masa depan wilayah mereka setelah perang Israel-Hamas berakhir. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, dalam konferensi pers di Doha pada Selasa (18/2).
"Dari sudut pandang kami, ini adalah masalah Palestina tentang apa yang terjadi pascakonflik ini," kata al-Ansari ketika menanggapi tujuan Israel untuk menyingkirkan Hamas dari Gaza.
Ia juga menegaskan bahwa Palestina harus memiliki kendali dalam menentukan siapa yang akan mewakili mereka secara politik.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengatakan bahwa negosiasi mengenai tahap kedua gencatan senjata di Gaza akan segera dimulai dalam minggu ini. Gencatan senjata ini bertujuan untuk membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serta menciptakan kondisi menuju penghentian perang secara permanen.
Israel bersikeras menuntut “demiliterisasi penuh Gaza” dan menolak kehadiran Hamas atau kelompok bersenjata lainnya di wilayah tersebut. Sebagai tanggapan, Presiden AS Donald Trump mengusulkan pengambilalihan Jalur Gaza dengan rencana memindahkan 2,4 juta penduduknya ke Mesir atau Yordania.
Namun, usulan Trump ini menuai kecaman luas dari berbagai negara Arab yang tengah mempersiapkan tanggapan resmi mereka. Ketegangan ini semakin menekan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari, setelah lebih dari 15 bulan perang berlangsung.
Pada tahap pertama gencatan senjata yang akan berakhir 1 Maret, Israel telah membebaskan lebih dari 1.100 warga Palestina yang ditahan sebagai imbalan bagi 19 sandera Israel. Hamas menuduh Israel menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk bangunan prefabrikasi dan alat berat untuk membersihkan puing-puing di Gaza.
Juru bicara Qatar, al-Ansari, menegaskan bahwa bantuan yang masuk ke Gaza saat ini masih jauh dari cukup
"Menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi merupakan kejahatan tersendiri," ujarnya.
Baca Juga: Uni Eropa Desak Israel Pastikan Kepulangan Warga Gaza, Tolak Rencana "Riviera" Trump
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Uni Eropa Desak Israel Pastikan Kepulangan Warga Gaza, Tolak Rencana "Riviera" Trump
 - 
            
              Ketegangan Timur Tengah Memuncak: Hizbullah Ancam Israel Jelang Tenggat Waktu Penarikan Mundur Pasukan
 - 
            
              Visi Trump untuk Gaza: Akankah Picu Pelanggaran Hukum Internasional?
 - 
            
              Rencana Trump Ambil Alih Gaza: Netanyahu Setuju, Arab Saudi Gelar Pertemuan Darurat
 - 
            
              Ultimatum Israel untuk Hamas: Serahkan Senjata atau Hadapi Penaklukan Gaza
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!