Suara.com - Para pemimpin Arab akan bertemu di Arab Saudi pada hari Jumat untuk melawan rencana Presiden Donald Trump agar AS mengendalikan Gaza dan mengusir penduduknya, kata sumber diplomatik dan pemerintah.
Rencana tersebut telah menyatukan negara-negara Arab dalam pertentangan, tetapi masih ada ketidaksepakatan mengenai siapa yang harus memerintah wilayah Palestina yang dilanda perang dan bagaimana mendanai rekonstruksinya.
Umer Karim, seorang pakar kebijakan luar negeri Saudi, menyebut pertemuan puncak itu sebagai "yang paling penting" dalam beberapa dekade bagi dunia Arab yang lebih luas dan masalah Palestina.
Trump memicu kemarahan global ketika ia mengusulkan Amerika Serikat akan "mengambil alih Jalur Gaza" dan bahwa 2,4 juta penduduknya akan direlokasi ke negara tetangga Mesir dan Yordania.
Seorang sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi mengatakan kepada AFP bahwa para pemimpin Arab akan membahas "rencana rekonstruksi yang bertentangan dengan rencana Trump untuk Gaza".
Saat bertemu dengan Trump di Washington pada tanggal 11 Februari, Raja Yordania Abdullah II mengatakan Mesir akan mengajukan rencana untuk jalan ke depan.
Sumber Saudi mengatakan pembicaraan itu akan membahas "versi rencana Mesir".
Kantor Berita Resmi Saudi, mengutip seorang pejabat, mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa Mesir dan Yordania berpartisipasi dalam pertemuan puncak Riyadh bersama dengan enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk dengan tujuan "memperkuat kerja sama... dan berkenaan dengan aksi bersama Arab".
Kantor berita tersebut juga mengatakan keputusan yang dikeluarkan oleh "pertemuan persaudaraan tidak resmi" di ibu kota Saudi akan muncul dalam agenda pertemuan puncak darurat Liga Arab yang akan diadakan di Mesir pada tanggal 4 Maret.
Baca Juga: Yunani Desak Eropa Bangun Pertahanan Mandiri, Lepas dari AS!
Kemudian pada hari Kamis, kantor Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan bahwa ia telah tiba di Arab Saudi, juga menggambarkan pertemuan tersebut sebagai "informal".
Sebelumnya seorang sumber Saudi mengatakan kepada AFP bahwa Otoritas Palestina juga akan mengambil bagian dalam pembicaraan tersebut.
Tempat dan waktu pasti konferensi Riyadh belum diumumkan.
Berita Terkait
-
Wapres AS: Ukraina Mustahil Menang Lawan Rusia, Perang Takkan Terjadi di Era Trump
-
Yunani Desak Eropa Bangun Pertahanan Mandiri, Lepas dari AS!
-
Trump Puji Arab Saudi, Kecam Zelenskyy di Forum Investasi Miami
-
Pasukan Rusia Rebut Kembali 800 Km Persegi Wilayah dari Ukraina
-
Trump Bela Rusia, Sebut Punya Posisi Kuat Akhiri Perang Ukraina
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui