Suara.com - Pemerintahan Presiden Donald Trump telah membatalkan kebijakan era Biden yang mewajibkan pelaporan potensi pelanggaran hukum internasional yang dilakukan dengan senjata yang dipasok Amerika Serikat kepada sekutu, termasuk Israel. Keputusan ini dikonfirmasi oleh dua pejabat AS dan sumber yang mengetahui langkah tersebut pada Senin (24/2).
Menurut laporan Washington Post, kebijakan yang dibatalkan adalah Memorandum Keamanan Nasional-20 (NSM-20) yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden pada Februari 2024. Memorandum ini dirancang untuk meningkatkan transparansi dalam penggunaan senjata AS, terutama setelah kritik terhadap penggunaan bom Amerika oleh Israel dalam konflik di Gaza.
Kebijakan NSM-20 mewajibkan pemerintahan AS untuk melaporkan kepada Kongres mengenai bagaimana negara lain menggunakan senjata yang disuplai oleh AS. Pada Mei 2024, laporan yang disusun di bawah kebijakan ini menyebutkan bahwa Israel mungkin telah melanggar hukum humaniter internasional. Namun, pejabat AS saat itu menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengidentifikasi contoh spesifik pelanggaran yang merugikan warga sipil karena situasi perang yang kompleks.
Keputusan untuk mencabut memorandum ini diambil melalui perintah yang dikeluarkan oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Michael Waltz, pada 21 Februari 2025. Reuters belum dapat mengonfirmasi keberadaan perintah tersebut secara independen, tetapi sejumlah pejabat AS telah mengonfirmasi bahwa mereka telah diberi tahu mengenai pencabutan arahan tersebut.
Departemen Luar Negeri AS merujuk pertanyaan mengenai kebijakan ini kepada Gedung Putih, tetapi hingga kini belum ada tanggapan resmi.
Senator AS Chris Van Hollen dari Maryland, yang selama ini aktif mendorong pengawasan kongres terhadap penjualan senjata AS, mengecam keputusan pemerintahan Trump tersebut.
“Ini adalah tindakan yang memalukan. Keputusan ini merugikan keamanan nasional kita, hak asasi manusia global, dan posisi AS di dunia,” ujar Van Hollen dalam sebuah pernyataan.
“Langkah ini juga merusak hak pembayar pajak Amerika untuk memastikan bahwa dolar mereka digunakan sesuai dengan hukum dan kepentingan nasional kita. Ini adalah contoh nyata dari ketidakpedulian Trump terhadap nilai-nilai Amerika. Ini bukan Amerika yang lebih utama – ini adalah Amerika yang mundur,” tambahnya.
NSM-20 awalnya diterapkan kepada semua negara yang terlibat dalam konflik bersenjata yang menerima pasokan senjata dari AS. Namun, peraturan tersebut memicu perbedaan pendapat di kalangan pejabat AS mengenai apakah jaminan Israel bahwa mereka menggunakan senjata AS sesuai dengan hukum humaniter internasional dapat dipercaya.
Baca Juga: Apple Berencana Investasi 500 Miliar USD di AS, Bagaimana dengan Indonesia?
Setelah kembali menjabat pada 20 Januari 2025, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyerukan peninjauan ulang terhadap semua memorandum keamanan nasional yang dikeluarkan selama pemerintahan Biden. Pembatalan NSM-20 menjadi salah satu langkah kebijakan pertahanan pertama yang diambil pemerintahan Trump dalam periode kedua kepemimpinannya.
Berita Terkait
-
Apple Berencana Investasi 500 Miliar USD di AS, Bagaimana dengan Indonesia?
-
Duh! PNS Amerika Diancam Dipecat, NASA Instruksikan Pegawai Tahan Respons terhadap Email dari Elon Musk
-
Trump Optimis Perang Ukraina Berakhir Dalam Hitungan Minggu, Pasukan Penjaga Perdamaian Eropa Jadi Kunci
-
Putin Undang AS Investasi Mineral Strategis di Ukraina yang Diduduki Rusia
-
Pembersihan Brutal USAID Berlanjut: 2.000 Karyawan Terdampak, Serikat Pekerja Meradang
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Gaet Investasi Rp62 Triliun dari Korea di Cilegon
-
BAM DPR Dorong Reformasi Upah: Tak Cukup Ikut Inflasi, Harus Memenuhi Standar Hidup Layak
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum