Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menilai langkah Presiden Prabowo Subianto dalam merespons tuntutan mahasiswa dan akademisi masih jauh dari harapan.
Menurutnya, salah satu upaya Prabowo dalam mengonsolidasikan kekuasaan melalui reshuffle kabinet belum berjalan maksimal, sementara tuntutan publik terus menguat.
"Baru satu menteri di-reshuffle. Padahal publik mengingat banyak menteri layak di-reshuffle," ujar Rocky seperti yang dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official, Jumat (28/2/2025).
Pernyataan Rocky ini merespons fenomena ‘Seruan Salemba Kedua,’ yang merupakan gerakan akademisi dan mahasiswa dari berbagai universitas ternama, termasuk Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dalam seruan tersebut, mereka menggaungkan kegelisahan kepada pemerintah, salah satunya menyoroti lemahnya demokrasi, minimnya transparansi, serta kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Menurut Rocky, ketidakseriusan Prabowo dalam merespons tuntutan mahasiswa menandakan bahwa pembersihan kabinet dari unsur-unsur lama memang tidak menjadi prioritas pemerintah saat ini.
"Kalau kalangan akademis menganggap bahwa 13 tuntutan mahasiswa tidak diperhatikan oleh pemerintah, itu artinya pemerintah memang tidak menghendaki ada semacam pembersihan di dalam kabinet," tegasnya.
Selain itu, Rocky juga menyoroti bagaimana gerakan mahasiswa hari ini memiliki akar sejarah yang kuat dalam perjuangan demokrasi di Indonesia.
Ia menyebut bahwa kampus-kampus seperti UI Salemba memiliki jejak panjang sebagai pusat reformasi politik dan pergerakan mahasiswa.
Baca Juga: Rocky Gerung: Prabowo Mulai Diisolasi, Cawe-cawe Jokowi Masih Kuat di Kabinet
"Kita tahu Salemba adalah pusat reformasi politik, pusat pergerakan mahasiswa. Jadi ingatan sejarah akhirnya terulang, diulangi, supaya diingat oleh Gen Z dan millenials bahwa pertarungan ide dan gagasan untuk membersihkan Indonesia dimulai dari dalam kampus," jelas Rocky.
Gerakan ‘Seruan Salemba Kedua’ juga dianggap sebagai bentuk kontrol sosial yang berkembang menjadi kontrol intelektual.
Rocky menekankan bahwa peran intelektual dalam sejarah Indonesia sangat krusial, terutama dalam membangun gagasan dan kritik yang berbobot terhadap pemerintah.
"Negeri ini didirikan oleh mereka para intelektual. Komponen-komponen oposisi dulu justru datang dari kalangan intelektual. Semua itu mengingatkan kita bahwa negeri ini pernah dihidupkan oleh pikiran-pikiran bermutu yang dihasilkan dari dalam kampus," lanjutnya.
Di tengah derasnya kritik dari kalangan akademisi dan mahasiswa, publik kini menanti bagaimana respons Prabowo dalam merespons gelombang protes yang kian membesar.
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah
-
Pemerintah Bangun 2.603 Hunian Tetap Korban Bencana di Sumatra Mulai Bulan Ini
-
Bagaimana Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Ancaman Penyakit Zoonosis?
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya