Suara.com - Amerika Serikat telah sepenuhnya memulihkan pembagian intelijen dengan Ukraina setelah pembicaraan yang dimediasi oleh Arab Saudi, menurut seorang pejabat senior pemerintah Ukraina pada Selasa (12/3).
Selain itu, bantuan militer yang sebelumnya dihentikan juga telah kembali disalurkan, menandai perubahan signifikan dalam kebijakan Washington terhadap Kyiv.
Kesepakatan ini dicapai setelah pertemuan antara pejabat tinggi kedua negara di Jeddah, Arab Saudi, yang bertujuan membahas langkah-langkah menuju perdamaian di tengah perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.
Dalam pernyataan bersama, kedua pihak sepakat bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai proses menuju perdamaian abadi.
Delegasi Ukraina menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Donald Trump, Kongres AS, dan rakyat Amerika Serikat atas upaya mereka dalam mendukung solusi damai bagi Ukraina.
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Ukraina telah menyatakan kesiapannya untuk menerima usulan gencatan senjata sementara selama 30 hari yang dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak. Namun, keberlanjutan gencatan senjata tersebut bergantung pada penerimaan dan implementasi oleh Federasi Rusia.
Washington menegaskan bahwa keterlibatan Rusia sangat penting dalam mewujudkan perdamaian, dan pihaknya berkomitmen untuk membahas proposal perdamaian abadi yang menjamin keamanan jangka panjang bagi Ukraina. Selain itu, mitra-mitra Eropa juga diharapkan ikut serta dalam perundingan ini guna memastikan stabilitas kawasan.
Sebagai bagian dari upaya rekonstruksi ekonomi, kedua negara juga menyepakati perjanjian komprehensif untuk mengembangkan sumber daya mineral Ukraina. Perjanjian ini diharapkan dapat memperluas perekonomian Ukraina serta menjamin kemakmuran dan keamanan jangka panjang negara tersebut.
Sebelumnya, Zelenskyy sempat menolak proposal yang diajukan Trump terkait eksploitasi sumber daya mineral Ukraina oleh AS, namun kini ia menyatakan kesiapannya untuk menandatangani kesepakatan tersebut.
Baca Juga: Departemen Pendidikan AS Siap untuk Memberhentikan Hampir Setengah dari Stafnya: Itu Mandat Presiden
Sementara itu, di medan perang, Kyiv mengklaim telah meluncurkan serangan drone terbesar dalam sejarah, dengan ratusan drone menghantam Moskow dan wilayah lainnya pada Senin malam (11/3). Serangan ini diklaim bertujuan untuk mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin agar menyetujui gencatan senjata di udara dan laut.
Namun, serangan ini juga menyebabkan korban jiwa, dengan laporan tiga orang tewas akibat serangan drone tersebut. Militer Rusia menyatakan telah menembak jatuh 337 drone di berbagai lokasi di negaranya. Kremlin belum memberikan respons resmi terhadap tawaran gencatan senjata terbatas dari Ukraina.
Presiden Trump diketahui meningkatkan tekanan terhadap Ukraina untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak 2022.
Beberapa pekan sebelumnya, Washington sempat menangguhkan bantuan militer dan intelijen sebagai bentuk tekanan terhadap Kyiv agar lebih kooperatif dalam perundingan perdamaian. Kini, dengan adanya kesepakatan baru, bantuan tersebut kembali dipulihkan.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang hadir dalam pertemuan di Jeddah, menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap mendukung Ukraina, tetapi menginginkan adanya konsesi dari kedua belah pihak untuk mencapai perdamaian.
“Anda tidak akan mendapatkan gencatan senjata dan mengakhiri perang ini kecuali kedua belah pihak membuat kompromi,” ujarnya kepada wartawan.
Berita Terkait
-
Departemen Pendidikan AS Siap untuk Memberhentikan Hampir Setengah dari Stafnya: Itu Mandat Presiden
-
Trump Beli Tesla: Balas Dendam ke Pengunjuk Rasa atau Dukungan ke Elon Musk?
-
Zelensky Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Tapi Minta AS Bujuk Rusia!
-
Disebut Sindir Donald Trump, Bong Joon-ho Jawab Teori Villain di Mickey 17
-
"Satu Tembakan Saja Bisa Memicu Perang": Korut Beri Peringatan Keras ke Korsel soal Rudal
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?