Suara.com - Para pemimpin dari lima partai politik yang tergabung dalam parlemen Greenland, Inatsisartut, secara kolektif mengecam pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump mengenai niatnya untuk mencaplok pulau tersebut.
Dalam pernyataan bersama, para pemimpin Partai Demokraatit, Naleraq, Inuit Ataqatigiit, Siumut, dan Atassut mengkritik sikap Trump dan menegaskan komitmen mereka terhadap kedaulatan Greenland.
"Sebagai ketua partai, kami menilai perilaku itu tidak dapat diterima, terutama terhadap sahabat dan sekutu dalam aliansi pertahanan," demikian pernyataan tersebut.
"Kami, sebagai pemimpin semua partai di Inatsisartut, menekankan bahwa Greenland akan terus berupaya demi kepentingannya, yang dilakukan melalui jalur diplomatik sesuai hukum dan regulasi internasional."
"Kami semua mendukung upaya ini dan dengan tegas menolak segala upaya yang dapat menciptakan perpecahan. Greenland merupakan satu kesatuan negara yang didukung oleh seluruh rakyatnya."
Pernyataan ini dikeluarkan setelah komentar Trump pada hari Kamis lalu, di mana ia meragukan kedaulatan Denmark atas Greenland.
"Denmark sangat jauh dan sebenarnya tidak ada hubungannya. Apa yang terjadi? Apakah ada kapal yang mendarat di sana 200 tahun lalu? Mereka mengklaim memiliki hak atas Greenland, dan saya tidak tahu apakah itu benar. Saya sebenarnya tidak berpikir demikian," kata Trump.
Ia menambahkan bahwa telah berkomunikasi dengan Denmark dan Greenland serta menegaskan bahwa AS harus memperoleh pulau tersebut.
"Saya pikir NATO mungkin perlu terlibat dalam hal ini karena kita benar-benar membutuhkan Greenland untuk keamanan nasional. Ini sangat penting," ujar Trump.
Baca Juga: Tarif Baja Trump Picu Ketegangan Baru dalam Perang Dagang AS-Uni Eropa
"Kami sudah memiliki beberapa pangkalan di Greenland dan cukup banyak tentara di sana. Mungkin ke depannya akan ada lebih banyak lagi tentara yang dikirim ke sana. Saya tidak tahu," tambahnya.
Pernyataan bersama oleh seluruh partai politik Greenland itu disampaikan menjelang aksi unjuk rasa di Nuuk, di mana para demonstran berkumpul di pusat kota pada hari Sabtu sebelum berbaris menuju Konsulat Amerika Serikat untuk menentang pernyataan Trump.
Meskipun pada awal masa kepresidenan Trump minatnya terhadap Greenland dianggap spekulatif, laporan terbaru menunjukkan bahwa ia memang serius dengan gagasan tersebut.
Greenland, yang memiliki luas lebih dari 2 juta kilometer persegi, menyimpan cadangan besar mineral tanah jarang yang sangat penting bagi industri teknologi tinggi, termasuk nikel, kobalt, dan tembaga, serta potensi besar minyak dan gas bumi.
Denmark dan Greenland telah berulang kali menolak tawaran AS untuk membeli pulau tersebut, dengan Kopenhagen menegaskan kedaulatannya.
Sebuah survei yang dilakukan pada bulan Januari menunjukkan bahwa 85 persen penduduk Greenland menolak bergabung dengan AS, meskipun Trump mengklaim bahwa rakyat Greenland akan menyambut pemerintahan Amerika.
Berita Terkait
-
Konflik Yaman Membara: AS Serang Houthi, Iran Bantah Terlibat, Gencatan Senjata Gaza Terancam!
-
Tragedi Tornado AS: 33 Tewas, Ratusan Luka, Bencana Meluas!
-
Konflik Yaman Makin Intensif: AS Beri Tahu Rusia Soal Serangan ke Houthi, Ada Apa?
-
Putin Tolak Mentah-Mentah Gencatan Senjata Usulan Trump, Apa Sebabnya?
-
Tarif Baja Trump Picu Ketegangan Baru dalam Perang Dagang AS-Uni Eropa
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat