Suara.com - Polemik Revisi UU TNI atau RUU TNI belakangan terus menjadi sorotan publik, lantaran pembahasan aturan tersebut dilakukan diam-diam di Hotel Fairmont, Jakarta pada Jumat-Sabtu (14-15/3/2025).
Ironisnya, rapat di hotel mewah tersebut digelar tatkala pemerintah melakukan efisiensi yang membuat beban masyarakat bertambah berat.
Di tengah rapat, dua Anggota Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, Andrie Yunus dan Javier, menerobos masuk ruang rapat untuk menyuarakan kegelisahan masyarakat.
Aksi kedua aktivis tersebut berbuntut pembentukan opini negatif di media sosial, seperti yang diunggah pada akun Instagram @babinkum.tni.
Dalam video berdurasi 75 detik itu menarasikan bahwa dua anggota masyarakat sipil tersebut sebagai antek asing yang tidak mau melihat bangsa ini berdaulat.
Akun itu juga menyebut bahwa selama ini kedua aktivis ini hidup menggunakan uang dari pihak asing.
"Mereka ini bertahun-tahun hidup dari uang asing, mereka membela kepentingan asing, mereka tidak mau melihat TNI kita kuat, tidak mau negara ini berdaulat. Mereka takut jika tni dan rakyat bersatu,” kata akun tersebut, dikutip Selasa (18/3/2025).
Akun tersebut juga mengklaim, jika RUU TNI bukanlah ingin mengembalikan Dwifungsi ABRI ala Orde Baru. Hal itu justru dianggap sebagai sesuatu yang sesat
"RUU TNI bukanlah kembalinya dwifungsi ABRI ala Orde Baru, dan ini sebuah framing jahat dan sesat dari antek-antek asing," ucapnya.
Baca Juga: Koar-koar Kritik Aksi Tolak RUU TNI, Deddy Corbuzier Ternyata Belum Lapor LHKPN
Klaim kehadiran TNI di jabatan sipil disebut sebagai bentuk sinergisitas dalam menjunjung tinggi demokrasi.
"Hadirnya TNI adalah sebuah mekanisme sinergitas nasional demi memajukan kepentingan nasional dengan tetap menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan supremasi sipil," sambung narasi video.
Tuding Lemahkan TNI
Dalam video itu juga menilai bahwa yang dilakukan oleh Koalisi Masyarakat Sipil merupakan upaya untuk melemahkan TNI.
"Setiap ada kebijakan untuk memperkuat pertahanan negara, mereka selalu menolak. Mereka selalu mencari cara agar TNI tidak berkembang, mandiri, dan bergantung pada asing selamanya," ucapnya.
Sementara itu, meski berisi soal narasi negatif. Namun, komentar dari warganet mendukung aksi yang dilakukan koalisi masyarakat sipil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting