Houthi kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman dicegat oleh Angkatan Udara Israel sebelum memasuki wilayah Israel. Sirene dibunyikan sesuai protokol," kata militer Israel dalam pernyataan resmi.
Houthi, bagian dari aliansi "Poros Perlawanan" yang meliputi Hamas, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok bersenjata di Irak—semuanya didukung Iran—telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak perang Israel-Hamas dimulai pada akhir 2023.
Mereka mengklaim aksi ini sebagai solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.
Serangan tersebut telah mengganggu perdagangan global dan memaksa militer AS meluncurkan operasi mahal untuk mencegat rudal Houthi.
Konflik ini berakar pada ketegangan yang lebih luas di kawasan. Houthi menargetkan kapal-kapal di Laut Merah sebagai bagian dari strategi mereka melawan kepentingan Barat dan Israel.
Sementara itu, AS dan Israel berupaya menekan kelompok tersebut melalui operasi militer.
Pada hari Sabtu, serangan AS pertama kali diluncurkan sebagai respons langsung terhadap gangguan pengiriman di Laut Merah, menandai eskalasi signifikan dalam keterlibatan AS di Yaman.
Ancaman Trump terhadap Iran menambah dimensi diplomatik dalam konflik ini, meskipun Iran bersikeras tidak mengendalikan operasi Houthi secara langsung.
Baca Juga: Trump Deportasi 238 Gangster Venezuela ke El Salvador, Hakim AS: Langgar Hukum!
Situasi terus memanas dengan Houthi yang bersikeras melanjutkan perlawanan mereka.
Serangan rudal ke Israel pada Kamis pagi menunjukkan bahwa kelompok ini tetap memiliki kemampuan dan tekad untuk memperluas konfrontasi, meskipun menghadapi tekanan militer dari AS dan Israel.
Ketegangan ini kemungkinan akan terus mengganggu stabilitas kawasan dan perdagangan internasional dalam waktu dekat.
Berita Terkait
-
Trump Deportasi 238 Gangster Venezuela ke El Salvador, Hakim AS: Langgar Hukum!
-
Korea Utara Murka! Kecam Serangan AS ke Yaman: Pelanggaran Kedaulatan yang Tak Termaafkan
-
AS Akui Israel Minta Pendapat Gedung Putih soal Serangan Mematikan Terbaru di Gaza
-
Trump Ancam Iran: Setiap Tembakan Houthi adalah Serangan Iran, Konsekuensinya Mengerikan!
-
Houthi Ancam Balas AS: Kapal Induk Truman Jadi Target Selanjutnya di Laut Merah?
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi