Suara.com - Mudik Lebaran yang sudah menjadi tradisi di Indonesia setiap tahunnya selalu membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal kemacetan lalu lintas. Jutaan orang dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya dari kota-kota besar seperti Jakarta, memanfaatkan momen libur Lebaran untuk pulang ke kampung halaman. Tingginya volume kendaraan yang bergerak secara bersamaan menuju berbagai tujuan membuat kepadatan di jalur-jalur utama tak terhindarkan.
Salah satu titik yang diprediksi mengalami kepadatan lalu lintas adalah ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, terutama di kilometer 47 hingga 66. Titik ini memang kerap menjadi langganan kemacetan saat arus mudik berlangsung. Selain karena peningkatan jumlah kendaraan, faktor lain seperti penyempitan jalur, antrean di gerbang tol, serta adanya kendaraan yang berhenti di bahu jalan juga dapat memperburuk kondisi lalu lintas di kawasan tersebut.
Puncak arus mudik sendiri diperkirakan akan terjadi pada 28 Maret 2025, di mana mayoritas pemudik memilih untuk berangkat di hari-hari terakhir sebelum Hari Raya Idul Fitri guna memaksimalkan waktu liburan bersama keluarga di kampung halaman. Sementara itu, arus balik diprediksi akan mencapai puncaknya pada 6 April 2025, saat para pemudik mulai kembali ke kota asal untuk kembali menjalani rutinitas kerja dan sekolah.
Titik Rawan Macet Mudik Lebaran 2025
Kepadatan kendaraan diperkirakan juga akan terjadi di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) hingga gerbang Tol Kalikangkung. Kepolisian mengantisipasi kepadatan pada ruas tol, kendaraan diarahkan ke jalur tol fungsional seperti Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo yang berlaku fungsional pada jalur Prambanan-Purwomartani sepanjang 6,78 kilometer (km).
Dalam rangka menghindari penumpukan kendaraan, Korlantas akan mengatur lalu lintas di sekitar pintu tol, seperti Tol Klaten dan Prambanan menuju Yogyakarta. Polisi menyoroti adanya tol fungsional seperti dari Boyolali, Kartosuwiro, hingga Klaten yang menjadi bagian dari Kawasan aglomerasi Solo Raya diprediksi akan dipadati pemudik yang menuju Yogyakarta dan sekitarnya. Tol-tol fungsional tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurai kemacetan.
Selain jalur Solo-Yogyakarta, Korlantas menyoroti kepadatan kendaraan mudik di wilayah Semarang. Sorotan utama berada di titik macet tol Kalikangkung. Agar mudah dipahami masyarakat, Korlantas memetakan titik macet tol mudik lebaran 2025 sebagai berikut:
- Tol Cikampek
- Tol Cipali
- Tol Cipularang
- Tol Jakarta-Merak
- Tol Palikanci
- Tol Kalikangkung
- Semarang ABC
- Tol Solo-Klaten
Sejumlah kerawanan yang diprediksi dapat terjadi di ruas-ruas tol tersebut adalah bottle neck. Titik bottle neck setidaknya dapat terjadi di KM 72 kemudian KM 110 Tol Cikampek.
Selain prediksi titik macet, Korlantas menyoroti kemungkinan kerawanan lain yang dapat terjadi di jalan tol yakni masyarakat berbuka puasa di bahu jalan karena ketersediaan rest area yang terbatas.
Baca Juga: Tips Mudik Saat Ramadan Tetap Lancar, Bolehkah Tidak Berpuasa?
Tidak hanya saat berbuka, para pemudik juga cenderung singgah di rest area saat sahur yang dapat menambah rawan titik kemacetan. Maka, Korlantas mengantisipasi kemacetan yang dapat terjadi sekitar jam tiga pagi dan sore sampai jam lima pagi dan sore.
Merespon prediksi atas situasi kemacetan di sekitar rest area tersebut, Korlantas menyiapkan sejumlah scenario rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan. Diprediksi titik macet tertinggi berada di rest area jalur tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan Tol Cipali selama arus mudik lebaran 2025.
Sejumlah persiapan yang dilakukan adalah mengecek kondisi infrastruktur jalan untuk memastikan keamanan kendaraan melalui jalur mudik. Personel dan pos disiapkan untuk mendukung pengaturan lalu lintas.
Korlantas juga mengantisipasi kemungkinan terjadi kemacetan akibat kecelakaan. Sejumlah scenario telah disiapkan dengan personel yang terdiri atas Polwan dan Kowad TNI. Mereka akan menempati sejumlah rest area yang diprediksi padat saat jam berbuka dan sahur.
Selain itu, pengaturan lalu lintas juga terjadi di jalur wisata. Diprediksi kemacetan juga akan terjadi di jalur menuju tempat wisata seperti Puncak Bogor dan Lembang Bandung. Khusus untuk melancarkan lalu lintas di Kawasan wisata, polisi mengadakan rekayasa lalu lintas berupa contra flo, one way, dan ganjil genap. Polisi kemungkinan akan menutup rest area apabila terjadi lonjakan arus kendaraan.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata