Sementara itu, Hizbullah tidak banyak memperoleh keuntungan dari meningkatnya ketegangan, khususnya saat Lebanon memasuki Idul Fitri dan Paskah—hari libur yang biasanya mendatangkan banyak ekspatriat dan memberikan dorongan ekonomi yang sangat dibutuhkan.
Sumber tersebut juga mempertanyakan apakah Israel, dengan kemampuan pengawasannya yang luas, benar-benar tidak mampu mendeteksi dan mencegah peluncuran dua roket 107 mm.
Mereka menunjukkan bahwa Israel terus memantau udara di Lebanon selatan, Lembah Bekaa, dan perbatasan Lebanon-Suriah, dan sering melacak dan membunuh para anggota Hizbullah.
Sebelumnya, Israel telah menargetkan fasilitas militer kelompok tersebut tetapi tidak menyerang lokasi peluncuran roket, maupun platform yang digunakan dalam serangan tersebut. Sebaliknya, Israel menerapkan persamaan balasan, menyamakan Kiryat Shmona dengan pinggiran selatan Beirut—sama seperti sebelumnya Israel telah menghubungkan Metula dengan ibu kota Lebanon.
Sumber-sumber tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Israel mengatur serangan tersebut melalui agen-agennya—sebuah sudut pandang yang terus diselidiki oleh badan-badan keamanan.
Jika tidak ada kelompok Lebanon yang dianggap bertanggung jawab, sumber-sumber tersebut menyarankan, insiden tersebut dapat dikaitkan dengan perpecahan internal dalam Hizbullah, di mana beberapa elemen menganjurkan tanggapan militer terhadap pelanggaran Israel, sementara yang lain mendukung pendekatan diplomatik pemerintah.
Tanggapan Israel, mereka menambahkan, sesuai dengan upaya yang lebih luas untuk menekan Lebanon agar melakukan negosiasi langsung—sebuah langkah yang secara terbuka didukung oleh Washington, sebagaimana disampaikan melalui Ortagus.
Waktu peluncuran roket, yang bertepatan dengan pertemuan Aoun-Macron, dipandang sebagai upaya untuk mendorong Prancis agar selaras dengan posisi AS, daripada mempertahankan pendiriannya saat ini, yang lebih bersimpati terhadap perspektif Lebanon.
Menjelang kunjungan Ortagus, Aoun menguraikan pendekatan Lebanon terhadap proposal AS dari Paris, menekankan bahwa setiap negosiasi harus membedakan antara tiga isu terpisah: pembebasan tahanan Lebanon, penarikan Israel dari titik-titik yang diduduki, dan demarkasi perbatasan di bawah protokol diplomatik yang diakui secara internasional—tanpa mengarah pada normalisasi dengan Israel atau memaksa Lebanon ke dalam skenario “perang atau negosiasi” yang ditentukan oleh Tel Aviv.
Baca Juga: Gaza di Ambang Krisis Kesehatan: 80% Pasien Tak Tertangani, 'Kematian Baru Setiap Menit'
Berita Terkait
-
Idul Fitri Terhalang: Israel Kembali Tutup Masjid Ibrahimi Bagi Umat Muslim!
-
Blokade Total Gaza: Ibu-Ibu Terpaksa Masak dengan Kardus Demi Hidangkan Kue Idul Fitri
-
Sutradara No Other Land Kritik The Academy Imbas Penculikan Hamdan Ballal
-
Israel Bidik Indonesia Jadi Target Relokasi Warga Gaza? 100 Orang Siap Diberangkatkan
-
Gaza di Ambang Krisis Kesehatan: 80% Pasien Tak Tertangani, 'Kematian Baru Setiap Menit'
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Tolak Bantuan Asing untuk Sumatra, Prabowo: Terima Kasih, Kami Mampu!
-
31 Perusahaan Resmi Diselidiki Diduga Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra, Siapa Jadi Tersangka?
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Demo Korupsi Pertambangan, Mahasiswa Desak KPK Periksa Komisaris PT LAM Lily Salim
-
Kementerian P2MI Raih Peringkat 5 Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
-
'Biar Kapok': DPR Desak Polisi Beri Efek Jera ke Youtuber Resbob Penghina Sunda dan Bobotoh
-
Bareskrim Bersiap Umumkan Tersangka Banjir Sumut, Nama Korporasi Mencuat
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Buka-bukaan di KPK, Zarof Ricar Ngaku Beri Info Baru soal Aliran Uang dalam Kasus Hasbi Hasan
-
Prabowo Minta Maaf, Pemulihan Bencana Sumatra Tak Bisa Cepat: Butuh Waktu Hingga 3 Bulan