Di kawasan al-Rimal, yang dulunya menjadi kawasan termewah di Gaza City, sebagian besar bangunan hancur atau rusak parah. Mobil-mobil terbakar dan tiang listrik yang roboh tampak di jalanan yang sepi.
Penderitaan semakin parah sejak Israel melanjutkan serangan militernya pada 18 Maret, setelah dua bulan relatif tenang. Beberapa keluarga mulai kembali ke rumah mereka di Gaza utara, namun kini terpaksa mengungsi lagi.
"Tahun lalu, meski dalam kondisi perang, kami mencoba menciptakan suasana bahagia. Sekarang, saya bahkan tidak mampu membeli makanan manis untuk anak-anak saya," kata Marwan Al-Haddad (37), yang telah mengungsi dari Beit Hanoun setelah serangan Israel pekan lalu.
"Bagaimana saya bisa memberi tahu anak-anak saya bahwa perang akan segera berakhir?" kata pria tersebut. "Setiap kali kami terbangun karena suara bom, kami menyadari bahwa perdamaian masih jauh."
Situasi serupa juga dialami oleh pemilik bisnis. Di Jalan Wehda, yang dulunya merupakan pusat komersial yang ramai di Gaza City, sebagian besar toko tetap tutup atau rusak. Ibrahim Siam, seorang pemilik toko penganan manis, menyesalkan bahwa bisnisnya hancur akibat perang.
"Dahulu, saya bisa menjual puluhan kilogram penganan manis saat Idul Fitri," jelas Siam kepada Xinhua. "Sekarang, orang-orang bahkan kesulitan mendapatkan roti."
Serangan terbaru Israel telah menewaskan sedikitnya 921 orang dan melukai 2.054 lainnya, menurut otoritas kesehatan di Gaza pada Sabtu (29/3).
Di kamp pengungsi Jabalia di bagian utara Jalur Gaza, aktivitas pasar tetap lesu. Abdul Rahman al-Zein, seorang pemilik toko pakaian, mengatakan bahwa hanya sedikit orang yang mampu membeli pakaian untuk Idul Fitri. "Orang-orang lebih fokus pada bertahan hidup."
Di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Fatima Qudeih (32) tinggal di sebuah tenda bersama ketiga anaknya setelah kehilangan rumah akibat serangan udara Israel di Jabalia.
Baca Juga: Lebaran 1446 H Semakin Mudah, 1 Juta AgenBRILink BRI Tangani Transaksi dan Pembayaran
"Anak-anak saya bertanya mengapa kami tidak membeli baju baru atau pergi ke pasar seperti dulu," kata Qudeih kepada Xinhua. "Saya bilang kepada mereka bahwa kami akan membelinya setelah perang berakhir, tetapi mereka mulai kehilangan kepercayaan pada kata-kata saya."
Reham Odeh, seorang pakar politik di Jalur Gaza, menyatakan bahwa dampak konflik terhadap masyarakat Gaza sangat besar.
"Perang tidak hanya menghancurkan rumah-rumah, tapi juga menghancurkan moral penduduk Gaza," jelas Odeh.
Ia menambahkan, meskipun konflik berakhir hari ini, dampaknya akan terasa selama puluhan tahun ke depan.
"Ribuan keluarga kehilangan pencari nafkah, dan infrastruktur harus dibangun kembali dari awal," tuturnya.
Berita Terkait
-
Doa Takbiran Idulfitri dan Dzikir yang Dicontohkan Rasulullah, Arab dan Latin
-
Roket Misterius Guncang Lebanon: Siapa Dalang Sebenarnya? Israel Sengaja Provokasi?
-
Idul Fitri Terhalang: Israel Kembali Tutup Masjid Ibrahimi Bagi Umat Muslim!
-
Blokade Total Gaza: Ibu-Ibu Terpaksa Masak dengan Kardus Demi Hidangkan Kue Idul Fitri
-
Lebaran 1446 H Semakin Mudah, 1 Juta AgenBRILink BRI Tangani Transaksi dan Pembayaran
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana
-
Jeritan Buruh 'Generasi Sandwich', Jadi Alasan KASBI Tuntut Kenaikan Upah 15 Persen
-
KontraS Ungkap Keuntungan Prabowo Jika Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
-
Penuhi Permintaan Publik, Dasco: Dana Reses Per Anggota DPR Dipangkas Rp 200 Juta
-
Tari Jaipong Meriahkan Aksi Buruh KASBI di Depan DPR RI
-
Kampung Bahari Digeruduk BNN: 18 Orang Diciduk, Target Operasi Kakap Diburu
-
Targetkan Rumah dengan Lampu Menyala Siang Hari, Dua Residivis Pembobol Rumah Kosong Ditangkap
-
Residivis Spesialis Rumah Kosong Beraksi Lagi di Jakarta Barat: Lampu Menyala Jadi Incaran!