Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta kembali menghadapi tantangan polusi udara pasca-Lebaran tahun ini. Meski masih ditinggal pemudiknya hingga saat ini, kualitas udara Jakarta masih tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Sebab, berdasarkan data terbaru dari IQAir pada Kamis (3/4/2025) atau bertepatan dengan H+2 Lebaran 2025, kualitas udara di ibu kota tercatat dalam kategori 'sedang' dengan indeks kualitas udara (AQI) sebesar 69.
Adapun konsentrasi polutan PM 2,5 mencapai 19 mikrogram per meter kubik, atau 3,8 kali lebih tinggi dari ambang batas tahunan yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
PM 2,5 merupakan partikel halus dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer yang dapat ditemukan dalam debu, asap, dan jelaga.
Paparan jangka panjang terhadap polutan ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini, terutama bagi penderita penyakit jantung dan paru-paru kronis.
Sebagai langkah mitigasi, masyarakat disarankan untuk membatasi aktivitas luar ruang, terutama bagi kelompok sensitif seperti lansia, anak-anak, dan penderita penyakit pernapasan.
Selain itu mengenakan masker, menutup jendela untuk mencegah masuknya polusi, serta menggunakan alat pembersih udara menjadi rekomendasi utama guna mengurangi dampak buruk polusi.
Bagaimana dengan Tahun Lalu?
Apabila dibandingkan dengan musim mudik tahun lalu (2024), kualitas udara Jakarta pada periode yang sama menunjukkan pola yang serupa. Namun dengan tingkat polusi yang sedikit lebih tinggi.
Baca Juga: H+2 Lebaran, TMII Sudah Dipadati 10 Ribu Pengunjung hingga Siang Ini
Pada H+2 Lebaran 2024, indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 75 dengan konsentrasi PM 2,5 sekitar 22 mikrogram per meter kubik.
Hal ini menunjukkan adanya sedikit perbaikan kualitas udara pada tahun ini, meskipun masih dalam kategori yang berpotensi membahayakan bagi kelompok rentan.
Namun, faktor utama yang memengaruhi kualitas udara selama musim mudik tidak hanya berasal dari emisi kendaraan pribadi yang menurun akibat arus mudik, tetapi juga dari kondisi cuaca, kecepatan angin, dan tingkat kelembapan udara yang mempengaruhi penyebaran polutan.
Pada musim mudik tahun lalu ditandai dengan minimnya curah hujan yang menyebabkan polutan bertahan lebih lama di atmosfer, tahun ini faktor cuaca tampaknya sedikit lebih mendukung dalam mengurangi akumulasi polusi.
Meski mulai dilakukan perbaikan, Jakarta masih menempati posisi lima besar kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada H+2 Lebaran 2025.
Peringkat pertama ditempati oleh Depok, Jawa Barat dengan indeks 142, diikuti oleh Tangerang Selatan (102), Bandung (71), dan Surabaya (71).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar