Suara.com - Peneliti dari Inisiatif Strategis untuk Transportasi, Ki Darmaningtyas, menilai penurunan jumlah pemudik yang terjadi pada masa libur Idul Fitri atau Lebaran 2025 disebabkan oleh adanya kebijakan efisiensi anggaran.
Dia menjelaskan bahwa penurunnya angka jumlah pemudik tahun ini sudah bisa diprediksi sejak awal Ramadan ini. Sebab, pemerintah menerapkan efisiensi anggaran yang mempengaruhi minat warga melakukan mudik.
“ASN-ASN muda, yang masih punya tanggungan anggsuran rumah dan kendaraan, pasti memilih tidak mudik, karena selama 3 bulan terakhir mereka tidak mendapatkan tambahan penghasilan, baik dari perjalanan dinas ataupun kegiatan seremonial, dan konsultansi,” kata Darmaningtyas dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).
Menurut dia, masyarakat lebih memilih mengalokasikan anggaran yang dimiliki untuk membayar cicilan rumah dan kendaraan dibandingkan untuk mudik.
Para lansia juga dinilai tidak terlalu berminat untuk berpergian karena cuaca saat ini. Hal lain yang dianggap turut menjadi faktor menurunnya angka jumlah pemudik tahun ini ialah banyaknya perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawan mereka.
“Hotel-hotel dan tempat tempat hiburan juga sepi penggunjung dan ini dampaknya pada turunnya kesejahteraan karyawan sehingga mereka tidak bisa mudik, mereka lebih baik menghemat pendapatnya untuk kelangsungan hidup berikutnya sambil menunggu kepastian nasib mereka,” tutur Darmaningtyas.
Lebih lanjut, Darmaningtyas juga menilai persiapan pemerintah untuk menyambut mudik Lebaran tahun ini terlalu berlebihan.
Ia menyebut berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan menunjukkan 146 juta orang berpotensi untuk melakukan mudik Lebaran.
Berdasarkan survei tersebut, pemerintah melibatkan berbagai stakeholder untuk merumuskan kebijakan persiapan penyelenggaran angkutan mudik Lebaran.
Baca Juga: Contraflow Tol Japek Arah Jakarta Dihentikan, Lalu Lintas Jakarta-Cikampek Normal Lancar
Darmaningtyas lantas menyayangkan langkah pemerintah tersebut lantaran bertindak dengan merujuk pada data pada survei. Dia menilai pemerintah seharusnya melakukan evaluasi lapangan terhadap pelaksanaan mudik lebaran 2024 maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat.
“Bila mendasarkan pada hasil evaluasi arus mudik Lebaran 2024 dan kondisi perekonomian nasional, persiapannya tidak perlu berlebih, karena pasti jumlah pemudik akan turun,” tandas Darmaningtyas.
Jelang Arus Balik
Sebelumnya Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menjelaskan pihaknya telah menyiapkan rumusan rekayasa lalu lintas demi memastikan arus balik Lebaran 2025 berjalan lancar.
"Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) memerintahkan untuk merumuskan cara bertindak pada saat arus balik. Arus balik yang rencana prediksinya itu tanggal 5 atau 6 (April), tentunya kita harus melakukan langkah-langkah strategis dengan semua stakeholder kaitannya dengan tata kelola rekayasa lalu lintas," kata Agus kepada wartawan, Rabu (2/4/2025).
Agus menuturkan salah satu skema yang bakal diterapkannya ialah sistem contraflow yang rencananya akan berlaku mulai dari KM 70-KM 47 Tol Jakarta-Cikampek. Namun jika diperlukan, lanjut dia, contraflow akan diperpanjang hingga KM 36.
Berita Terkait
-
Arus Balik Lebaran: Hutama Karya Gratiskan 5 Ruas Tol Trans Sumatera
-
One Way Arus Balik 2025: Jangan Sampai Terjebak! Ini Rute dan Jadwal Lengkapnya
-
Ketimpangan Ekonomi dan Pembangunan dalam Fenomena Urbanisasi Pasca-Lebaran
-
Contraflow Tol Japek Arah Jakarta Dihentikan, Lalu Lintas Jakarta-Cikampek Normal Lancar
-
5 Jurus Ampuh Cegah Stres Saat Perjalanan Arus Balik Mudik Lebaran 2025
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Hasil Rapat Evaluasi Merekomendasikan Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Bencana di Sumut
-
Jika Terbukti Lalai, Pemilik dan Pengelola Gedung Maut Kemayoran Bisa Kena Sanksi Pidana
-
Jika Terbukti Lalai, Pemilik dan Pengelola Gedung Maut Kemayoran Bisa Kena Sanksi Pidana
-
Gelombang Panas Ekstrem Kini Jadi Ancaman Baru Bagi Pekerja Dunia, Apa yang Mesti Dilakukan?
-
Buntut Kebakaran Maut Kemayoran, Mendagri Usulkan Uji Kelayakan Gedung Rutin
-
Mendagri: Alat Pemadam Kebakaran Gedung Terra Drone Tidak Mencukupi
-
Perkuat Newsroom di Era Digital, Local Media Community, Suara.com dan Google Gelar TOT AI Jurnalis
-
DPR Buka Revisi UU Kehutanan, Soroti Tata Kelola Hutan hingga Dana Reboisasi yang Melenceng
-
Peringati Hari HAM, Pemimpin Adat Papua Laporkan Perusahaan Perusak Lingkungan ke Mabes Polri
-
Pasang Badan Lindungi Warga dari Runtuhan Kaca, Kapolsek Kemayoran Dilarikan ke Meja Operasi