Karenanya, Maulana menekankan bahwa turunnya okupansi hotel ketika musim liburan saat ini utamanya disebabkan karena kondisi ekonomi dalam negeri yang menimbulkan daya beli masyarakat turun.
"Penurunan daya beli itu memicu juga untuk terjadinya menurunnya pergerakan orang. Karena memang kalau kita bicara wisatawan atau turis itu modal utamanya adalah daya beli masyarakatnya dulu. Karena dia bukan kebutuhan primernya. Sementara semua orang kan ingin memenuhi kebutuhan primernya dulu baru mereka bisa berwisata," jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Maulana, tidak ada faktor kesalahan dari pelaku usaha terkait fenomena menurunnya tingkat keterisian hotel selama libur lebaran. Melainkan ada faktor pemerintah dalam mengatur iklim ekonomi dalam negeri.
"Tren yang terjadi itu bukan karena faktor kesalahan dari pelaku usaha, tapi memang karena ada demant-nya. Karena memang yang pemain orkestrator daripada perekonomian ini pemerintah. Nah pemerintah sendiri yang memulainya. Begitu sudah terjadi, orkestrasinya sudah berhasil, sudah terjadi pembentukan pasar dan supply secara seimbang sudah terbentuk, kemudian mau diberubah secara sepolah pasti akan ada dampak," tuturnya.
Berita Terkait
-
Apa yang Ditinggalkan Pemudik di Kampung Halaman?
-
Hotel Malah Sepi Selama Libur Lebaran, Dampak Perekonomian Lesu jadi Pemicunya!
-
Tiket Whoosh Laris Manis, Pemudik Balik ke Jakarta Membludak di Jam-jam Ini
-
1,3 Juta Kendaraan Pemudik Balik ke Jakarta, Polri Klaim Lalin Lancar dan Angka Kecelakaan Turun
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?