Tahun lalu, Israel mengatakan telah menyerang situs nuklir Iran sebagai balasan atas serangan rudal Iran sebelumnya terhadap Israel.
"Kami dan Amerika Serikat sama-sama bersatu dalam tujuan agar Iran tidak pernah mendapatkan senjata nuklir," ujar Netanyahu di Gedung Putih beberapa waktu lalu.
"Jika hal itu dapat dilakukan secara diplomatis sepenuhnya, seperti yang dilakukan di Libya, saya kira itu akan menjadi hal yang baik," tambahnya.
Profil Seyyed Abbas Araghchi
Seyyed Abbas Araghchi adalah seorang diplomat berpengalaman yang saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran sejak Agustus 2024.
Lahir pada tahun 1962 di Teheran dalam keluarga pedagang yang konservatif dan religius, Araghchi memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang hubungan internasional.
Pendidikan dan Karier Awal
Araghchi menyelesaikan pendidikan sarjana dan magisternya di Universitas Imam Sadiq, Teheran, sebelum melanjutkan studi doktoralnya di bidang hubungan internasional di Universitas Kent, Inggris.
Setelah kembali ke Iran, ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada tahun 1990, memulai karier diplomatiknya sebagai ahli di Departemen Urusan Internasional.
Baca Juga: SBY Sanjung Strategi Presiden Prabowo Hadapi Tarif Trump: Tepat dan Hati-Hati!
Karier Diplomatik
Sepanjang kariernya, Araghchi telah memegang berbagai posisi penting, termasuk:
- Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Hukum dan Internasional
- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri
- Duta Besar Iran untuk Finlandia dan Jepang
Ia juga dikenal sebagai negosiator utama dalam perundingan nuklir Iran, berperan penting dalam mencapai kesepakatan nuklir pada tahun 2015.
Peran sebagai Menteri Luar Negeri
Sebagai Menteri Luar Negeri, Araghchi menekankan pentingnya kontinuitas dalam kebijakan luar negeri Iran, dengan fokus pada penguatan hubungan dengan negara-negara seperti China, Rusia, Afrika, dan Amerika Latin.
Ia juga menyatakan keterbukaan terhadap Eropa dengan syarat adanya penghormatan terhadap kepentingan nasional Iran, sementara hubungan dengan Amerika Serikat ditekankan pada manajemen konflik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina