Suara.com - Keaslian ijazah milik mantan Presiden Republik Indonesia Jokowi yang dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) kini semakin memanas.
Terbaru, sejumlah tokoh akhirnya mendatangi UGM untuk mengecek secara langsung skripsi yang ditulis oleh Joko Widodo.
Tokoh-tokoh tersebut mencakup Roy Suryo, dokter Tifa, dan Rismon Hasiholan, di mana ketiganya sebelumnya dikenal cukup sering bersuara mengenai isu ijazah palsu Jokowi.
Dalam wawancara yang dibagikan ulang oleh akun X @ZulkifliLubis69, ketiganya datang ke UGM pada Selasa (15/4/2025). Namun, Roy Suryo menyoroti beberapa keanehan pada skripsi Jokowi.
Beberapa di antaranya mencakup tak ada tanda tangan dan perbedaan jenis font yang digunakan pada skripsi tersebut. Oleh karena itu, Roy Suryo mempertanyakan keputusan pihak UGM sendiri yang menerima skripsi Jokowi.
"Tadi yang jelas di skripsinya itu ada hal yang harus dipertanyakan. Tidak ada tanda tangan, tidak ada nama, dan ada hal lain termasuk font yang dipermasalahkan. Itu hal yang tidak benar. Tidak boleh, skripsi kok tidak lengkap? Kalau kemudian UGM menerima (skripsinya), dan bilang 'kami hanya menerima seperti ini'. Loh kalau menerima seperti itu kok disahkan?" tanya Roy Suryo.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika Jokowi rupanya mengikuti wisuda terlebih dahulu baru menyerahkan skripsinya, sehingga lembar pengesahan dari dosen penguji tidak lengkap.
Padahal, seharusnya mahasiswa yang ingin mengikuti wisuda umumnya diwajibkan untuk menyelesaikan skripsi terlebih dahulu dan melengkapi berkas-berkas pendukung yang diperlukan, seperti lembar pengesahan.
"Alasannya adalah wisuda dulu, baru skripsinya diserahkan. Itu kan agak aneh juga," tambah Roy Suryo.
Baca Juga: Pengakuan Jokowi Tidak Lagi Gunakan Kacamata Seperti Foto di Ijazah UGM: Sudah Pecah
Tak hanya itu, saat datang ke Universitas Gadjah Mada dan menemui Wakil Rektor, Roy Suryo juga bercerita bahwa turut hadir 10 orang yang mengaku sebagai teman satu angkatan Jokowi. Namun, ia menjelaskan jika bukti seperti itu tidak dapat dipercaya.
"Tadi kan ditunjukkan foto, (mau ada) 1000 foto, 1000 kawan, tidak ada gunanya jika tidak ada ijazah asli," imbuhnya.
Roy Suryo dan dokter Tifa meminta agar UGM bersikap terbuka, sehingga kasus ini tidak perlu berakhir di pengadilan.
"Tadi saya sempat memotret di dalam skripsi itu tidak ada tanggalnya, tidak ada lembar pengesahan, dan tidak ada nama orang yang disebut-sebut sebagai Kasmojo, itu nggak ada. Perihal apakah itu akan dijadikan bukti di pengadilan, kita tidak berharap kita akan berhadapan. Makanya tadi dokter Tifa juga bilang, 'UGM itu harusnya bersatu dengan rakyat, menjadi institusi yang melindungi akan kebebasan keterbukaan informasi'. Kalau memang nggak benar, katakan nggak benar," bebernya.
Tak hanya itu, Roy Suryo juga mengaku bahwa pihaknya telah mengantongi lokasi di mana Jokowi melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, ia ingin mengeceknya lebih lanjut guna memastikan.
"Sempat diberitahu, karena kita tanyakan lokasi KKNnya ada di mana. Tadi dikatakan di satu tempat, tapi nanti kita akan cross check juga. Entah itu foto-fotonya, buktinya, itu semua ada nggak," jelas Roy Suryo.
Di sisi lain, Universitas Gadjah Mada sendiri siap menerangkan data pendidikan Jokowi selama menjadi mahasiswa di kampus tersebut. Pihak UGM mengklaim memiliki seluruh dokumen pendukung yang menunjukkan bahwa Jokowi merupakan mahasiswa sah di UGM dan telah lulus secara resmi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menko Usul WFA Nasional 2931 Desember 2025 untuk Dukung Mobilitas Nataru
-
Dana Kampanye Jadi Celah Korupsi, Pakar Sebut Pilkada Tak Langsung Tak Efektif
-
KPK Cecar Zarof Ricar Soal Percakapannya dengan Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan
-
Prabowo Bongkar Keterlibatan Oknum TNI-Polri dalam Tambang Ilegal dan Penyelundupan
-
KPK Pastikan Akan Panggil Gus Yaqut Pekan Ini untuk Kasus Kuota Haji
-
BGN Perketat SOP, Mobil Pengantar MBG Tak Lagi Masuk Halaman Sekolah
-
Dua Bibit Siklon Dekati Indonesia, Cek Daftar Daerah Berpotensi Terdampak
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin