Faktanya, Presiden Joko Widodo justru menyambut positif pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Dalam keterangannya kepada awak media, Jokowi menilai pertemuan kedua tokoh nasional itu sebagai langkah yang sangat baik untuk kepentingan bangsa dan negara.
Ia menekankan bahwa silaturahmi politik semacam ini merupakan bagian dari tradisi demokrasi yang sehat dan perlu terus dijaga, apalagi di tengah proses transisi pemerintahan
Ia menyambut baik pertemuan itu dan menyebutnya sebagai hal yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
“Pertemuan Pak Prabowo dan Bu Mega sangat baik, untuk kebaikan negara. Kalau bisa berkumpul akan jauh lebih baik dibandingkan tidak berkumpul,” ujar Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (8/4/2025).
Pernyataan ini menjadi penegas penting bahwa informasi yang beredar di media sosial tidak selalu mencerminkan fakta sebenarnya.
Distorsi yang terjadi, baik dalam bentuk pengubahan judul maupun penyimpangan isi, dapat dengan mudah membelokkan persepsi publik dan menciptakan narasi yang menyesatkan.
Inilah sebabnya mengapa kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan informasi sangat dibutuhkan, terutama di era digital saat ini, di mana berita palsu dapat tersebar begitu cepat.
Verifikasi terhadap sumber asli dan konteks pernyataan menjadi langkah krusial untuk memastikan kebenaran dan mencegah kesalahpahaman yang lebih luas di tengah masyarakat.
Baca Juga: Terpaut Satu Tahun, Ijazah UGM Guru Besar Unnes Prof Saratri Disebut Berbeda dengan Punya Jokowi
Klaim: Jokowi nilai pertemuan Prabowo-Megawati adalah bentuk pelanggaran kode etik berpolitik.
Rating/Kesimpulan: Hoaks.
Tag
Berita Terkait
-
Terpaut Satu Tahun, Ijazah UGM Guru Besar Unnes Prof Saratri Disebut Berbeda dengan Punya Jokowi
-
Jokowi Masih Dianggap 'Bos', Ganjar Komentari Matahari Kembar
-
Rocky Gerung: Kabinet Prabowo 'Dikuasai' Orang Jokowi, Sulit Lakukan Reshuffle
-
Datang ke UGM, Roy Suryo Ungkap Jurusan yang Diambil Jokowi Tak Ada
-
Ikut Desak Prabowo Reshuffle Kabinet, Refly Harun Sebut 17 Menteri Pro Jokowi: Jangan Dibiarkan!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Dibully karena Ibu Pemulung, Siswi SMP Ini Ngaku Dikeluarkan dari Sekolah! Kepsek Tuai Kecaman
-
Sidak Pabrik Aqua, Dedi Mulyadi Kaget Sumber Air Mineral dari Sumur Bor Bukan Pegunungan
-
Eks Ketua KIP Jakarta Ungkap Borok Lama Ijazah Jokowi: Timses PDIP Ternyata Ragu Sejak Awal
-
Misteri Bocah Tewas di Toilet Masjid Majalengka Terkuak! Korban Ternyata Dicekik Pelaku Sodomi
-
Agar Tak Senasib Timor-Esemka: Mobil Nasional Ala Prabowo Harus Bebas Politik, Kualitas Nomor Wahid
-
Divonis Ringan Kasus Pedofilia, Hakim Bongkar Aib Eks Kapolres Ngada: Hobi Tonton Film Biru Anak!
-
Jakarta Krisis Lahan Kuburan! Pramono Pertimbangkan Pemakaman Vertikal
-
Dari Barus, Muhaimin Pimpin Upacara Hari Santri 2025: Ajak Santri Terobos Belenggu Keterbatasan
-
Korban Ledakan Gas di Cengkareng Meninggal Dunia dengan Luka Bakar 55 Persen
-
Lahan Pemakaman di Jaksel Penuh, TPU Kebagusan Terapkan Sistem Tumpang: 3 Jenazah Ditumpuk