Suara.com - Perdebatan mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali memanas setelah akun X (Twitter) Rismon Hasiholan Sianipar @Sianipar Rispon, ahli forensik digital masih menuding ijazah Presiden ke-7 RI itu palsu.
Dalam postingannya, Rismon yang juga merupakan mantan dosen di Universitas Mataram membagikan sejumlah foto skripsi lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan tahun 1980-an.
Dalam unggahan itu, tampak perbedaan mencolok antara tampilan skripsi milik Jokowi dengan skripsi teman-temannya seangkatannya, seperti Sri Dominingsih, Sigit Hardwinarto, hingga Edy Triyanto yang sama-sama lulus pada tahun 1985.
Yang paling mencolok adalah pada sampul dan format skripsi Jokowi. Jika skripsi rekan-rekannya tertulis dengan jelas bahwa karya tulis tersebut adalah "tesis" sebagai syarat memperoleh gelar sarjana kehutanan, maka pada halaman pengesahan skripsi Jokowi tertulis kata "skripsi".
Hal lain yang menuai sorotan adalah status dosen pembimbing Jokowi yang tercantum sebagai Prof. Dr. Ir. Achmad Soemitro, berbeda dengan mayoritas mahasiswa lain yang didampingi oleh dosen dengan gelar S1 atau S2.
“Pembimbing prof tu. langka klo buat S1, biasanya hanya di S2, bermain rapi tapi tidak mengindahkan norma-norma kampus,” tulis akun @dad****.
Tak berhenti di situ, kolom tanda tangan dewan penguji di skripsi Jokowi juga menjadi titik kritis. Tidak ada daftar nama lengkap atau tanda tangan penguji yang biasanya tercantum.
Bandingkan dengan skripsi milik Lembah Ediyanto atau Edy Triyanto, di mana semua nama dewan penguji dan tanda tangan mereka dicantumkan dengan rapi dan jelas. Netizen pun ramai menanggapi kejanggalan-kejanggalan tersebut.
“Kolom tanda tangan, cuma punya Joko yg ditandatangani. Dewan Penguji skripsi Joko ga ada, yg lain ada. Dosen Pembimbing Joko Prof, yg lain S1 & S2. Anomali-anomali tersebut lazim @UGMYogyakarta?,” ungkap akun @jr_***.
Baca Juga: Terpaut Satu Tahun, Ijazah UGM Guru Besar Unnes Prof Saratri Disebut Berbeda dengan Punya Jokowi
Lebih jauh lagi, publik mempertanyakan sikap UGM yang dinilai lamban dan tidak transparan dalam menanggapi isu ini. Pertemuan antara pihak UGM dan kuasa hukum Presiden Jokowi pada 15 April 2025 lalu disebut-sebut akan dirilis videonya secara utuh tanpa editan. Namun, hingga kini publik belum bisa mengaksesnya.
“Jika UGM masih lembaga akademik yang mengutamakan transparansi, UGM seharusnya rilis video pertemuan tanggal 15 April 2025 yang dijanjikan oleh para wakil rektor akan dipublish utuh tanpa diedit!," tulis @sianiparrismon dalam unggahannya seperti dikutip Sabtu (19/4/2025).
Netizen lainnya pun mulai mempertanyakan mengapa hingga kini belum ada analisa ilmiah tandingan yang menjawab temuan Rismon dan Roy Suryo yang lebih dulu merilis analisa forensik atas keabsahan dokumen akademik Jokowi.
“Aneh kenapa UGM, Jokowi & Tim Kuasa Hukumnya tidak membantah analisa ilmiah P. Rismon & Roy Suryo dg analisa ilmiah tandingan keaslian Skripsi & Ijazah Jokowi? Bukankah ahli forensik digital dan telematika independen di Indonesia cukup banyak?,” tulis @say**** yang juga menandai akun @grok dalam cuitannya.
Ketika suara-suara kritis kian nyaring, sebagian masyarakat menyuarakan kekecewaan mereka terhadap sistem yang dianggap telah membungkam kebenaran selama bertahun-tahun.
“Negara ini sudah cukup lama tersesat dalam bayang-bayang kebohongan yang dibangun dengan rapi dan dijaga dengan kekuasaan. Tapi sekarang, rakyat mulai bangun. Suara-suara yang dulu dibungkam, kini mulai lantang. Bukti-bukti,” tulis akun @bend*** dalam narasi yang menyentuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar