Suara.com - Isu ijazah palsu mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, hingga kini belum menemukan ujungnya. Bahkan, sejumlah perwakilan dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) mendatangi kediaman Jokowi untuk melihat ijazah yang dikeluarkan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Polemik ini rupanya membuat salah satu alumni UGM angkat bicara. Dalam video yang tayang di kanal YouTube Mosato Doc pada 18 April 2025, pemilik akun mendatangkan Dr. Ing. Ignatius Iryanto Djou sebagai narasumber.
Pernyataan Dr. Ing. Iryanto tersebut menarik atensi publik karena rupanya pihak UGM sebenarnya mampu membuktikan keaslian ijazah Jokowi dengan mudah. Dalam cuplikan video yang dibagikan ulang oleh akun X @RomitsuT, Dr. Ing. Iryanto meminta agar pihak kampus terlibat dalam masalah ini.
"Publik sekarang sudah terlanjur mencurigai bahwa Jokowi itu bukan alumnus dan bahwa ijazahnya itu palsu. Nah ini UGM sebaiknya tampil, tegas, menunjukkan mana fakta yang benar," kata Dr. Ing. Iryanto.
Ia mengaku sebagai alumni UGM pada tahun 1980-an, tahun yang sama dengan Jokowi masuk kuliah jika sesuai dengan keterangannya. Hanya saja, tahun lulus keduanya berbeda.
"Saya alumni UGM tahun 1980 saya masuk, iya (sama seperti Jokowi). Kelihatannya memang (satu angkatan) kalau dilihat dari keterangannya beliau mau tahun 80, berarti kami memang satu angkatan. Jadi karena waktu itu masa kuliahnya tidak mungkin cepat 4 tahun atau 3,5 tahun, jadi kemungkinan yang paling cepat wisudanya setelah 5 tahun, ya tahun 85 mestinya wisudanya. Saya dengar Pak Jokowi wisuda tahun 85, saya sendiri wisuda tahun 86," aku Dr. Ing. Iryanto.
Meski wisuda pada tahun yang berbeda, tetapi ia yakin format ijazah yang dikeluarkan pada tahun 1980-an memiliki format yang sama. Dalam podcast tersebut, Dr. Ing. Iryanto juga membawa ijazah miliknya yang dikeluarkan UGM.
"Jadi (tahun) 85 dan 86 itu mestinya format ijazahnya sama.Ini ijazah saya, ini nomor seri. Nomor seri ini ada kode fakultas, ada nomor induk di fakultas, ada singkatan dari fakultas, dan ada tahun lulus. Soal font, saya yakin mestinya sama. Nama ini memang ditulis tangan. Jadi kalau ijazah asli yang keluar di tahun-tahun ini, pasti namanya ditulis tangan. Nomor induk di fakultas juga ditulis tangan. Lalu ada tanda tangan dekan, ada tanda tangan rektor. Rektornya pasti sama (dengan Jokowi)," jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Ing. Iryanto mengatakan bahwa setiap mahasiswa UGM yang ingin mengikuti wisuda pada tahun itu diwajibkan mendapatkan surat khusus, yaitu surat keterangan bebas pinjaman dari perpustakaan.
Baca Juga: Profesor LIPI: Uji Keaslian Ijazah Jokowi Harus Didorong ke Pengadilan, Bukan Kekeluargaan
"Sebenarnya ada beberapa dokumen pendukung sehingga kita bisa diwisuda dan dapat ijazah. Misalnya, ada surat keterangan bebas pinjaman dari perpustakaan pusat," sambungnya.
Jika memang Jokowi benar lulus dari Universitas Gadjah Mada, maka seharusnya Jokowi memiliki surat keterangan tersebut. Jika surat khusus itu sudah tak ada, Dr. Ing. Iryanto menyebut seharusnya pihak fakultas masih menyimpan dokumennya.
"Mestinya (Jokowi) ada, itu harusnya dekannya atau jurusannya, itu pasti punya dokumennya. Jadi kalau memang UGM mau nunjukkan keasliannya, ya tinggal tunjukkan surat itu," imbuhnya.
Tak hanya itu, Dr. Ing. Iryanto juga meminta kepada teman-teman satu angkatan Jokowi yang secara personal mengenalnya langsung untuk angkat bicara dan memberikan kesaksian. Karena menurutnya, perdebatan tentang ijazah palsu mantan presiden merupakan pembodohan bagi rakyat.
"Seharusnya Pak Jokowi tidak perlu menolak untuk menunjukkan ijazah aslinya. Dan teman-temannya yang seangkatan ya, tolong bicara langsung lah. Ceritakan, saya dengar Pak Jokowi dulu juga aktif di Mapala. Terbukalah, supaya selesai ini. Capek rakyat dengan wacana-wacana seperti ini. Ini pembodohan buat masyarakat kita," tambahnya lagi.
Unggahan itu pun sontak menuai beragam respons dari publik. Tak sedikit warganet yang setuju dengan Dr. Ing. Iryanto selaku alumni UGM.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
'Spill' Blueprint Gen Z Ideal Versi Megawati: Cerdas, Melek Politik, dan Merawat Bumi
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri