Suara.com - Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) di bawah kepemimpinan Ignatius Kardinal Suharyo lewat Lembaga Daya Dharma KAJ (LDD-KAJ) akan meluncurkan Gerakan Belarasa pada Sabtu, 3 Mei 2025 di Museum Nasional, Jakarta. Peluncuran Gerakan Balarasa tersebut dalam semangat untuk meneruskan perjuangan moral dan spiritual Paus Fransiskus.
Gerakan Balarasa menjadi perwujudan ajaran kemanusiaan Paus Fransiskus yang menekankan pentingnya iman, persaudaraan, dan bela rasa sebagai inti hidup beragama.
Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, menegaskan sejak 2014, Keuskupan mengajak umat Katolik untuk hidup semakin beriman, semakin bersaudara, dan semakin berbela rasa.
Tiga nilai itu yang kemudian diangkat menjadi tema kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia pada 2024, yang disambut dengan penuh makna oleh seluruh umat lintas agama.
“Paus Fransiskus bukan sekadar pemimpin gereja Katolik, tetapi pribadi yang mewariskan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia. Ketika beliau berpulang pun,beliau tidak menginginkan kemegahan dalam upacara pemakamannya. Itu adalah teladan sejati," kata Kardinal Suharyo dalam keterangan pers, Kamis (24/4/2025).
Kardinal Suharyo mengenang saat menghadiri misa di Gelora Bung Karno (GBK), di mana Paus juga mengingatkan umat Katolik di Indonesia untuk saling berbelarasa. Paus mengutip pernyataan Bunda Teresa, sosok yang terkenal melayani dan mengadvokasi orang-orang miskin, sakit, serta kaum papa.
"Santa Teresa dari Kalkuta pernah berkata: ketika kita tidak memiliki apa pun untuk diberikan, hendaklah kita memberikan ketiadaan itu. Dan ingatlah, bahkan ketika kamu tidak menuai apa-apa, jangan pernah lelah menabur," kata Suharyo mengutip Paus.
Gerakan Belarasa yang akan diluncurkan bukan hanya sekadar acara seremonial, melainkan sebuah gerakan kemanusiaan yang melibatkan banyak pihak, dari masyarakat akar rumput hingga sektor swasta.
Dalam expo pelayanan sosial yang digelar sepanjang hari, pengunjung dapat menyaksikan langsung karya pemberdayaan Lembaga Daya Dharma (LDD) Keuskupan Agung Jakarta, yang telah berkiprah selama 63 tahun tanpa memandang suku, agama, golongan dan berbagai perbedaan latar belakang lainnya.
Baca Juga: Mengenal Pneumonia, Diduga Penyebab Meninggalnya Mbok Yem sampai Paus Fransiskus
Acara akan dimulai pukul 10.00 WIB dengan doa bersama lintas agama, dipimpin oleh Kardinal Suharyo dan lima tokoh agama lain sebagai simbol persaudaraan lintas iman.
Selanjutnya, publik diajak menjelajahi Galeri dan Bazar Belarasa, mengikuti Dialog Kemanusiaan bersama tokoh publik seperti Uskup Agung Ignatius Kardinal Suharyo, Dr. Sukidi Mulyadi, Hj. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, dan Dr. Franz-magnis Suseno, SJ yang dimoderatori oleh Ayu Utami. Acara akan ditutup dengan menyaksikan pertunjukan teater musikal "Mimpi Anak Pesisir" yang diproduseri oleh Tanta Ginting dan melibatkan anak-anak marjinal sebagai pemeran utama.
“Mayoritas penerima manfaat layanan kami adalah umat Muslim, bahkan banyak yang berasal dari kelompok transpuan. Kami belajar dari ajaran Paus bahwa berbela rasa berarti memeluk semua yang terpinggirkan,” ujar Dita Anggraini dari Divisi Pelayanan Anak LDD.
Bukan Memberi tapi Berjalan Bersama Di booth pelayanan anak LDD, Dita Anggraini bersama tim akan menampilkan miniatur kelas PAUD dan KBA (Kelompok Belajar Anak) lengkap dengan alat peraga dan dokumentasi visual perubahan wilayah sebelum dan sesudah pendampingan. Tidak hanya itu, akan ada kelas mini untuk memberi gambaran kepada pengunjung tentang metode pembelajaran yang inklusif dan berbasis komunitas.
Anak-anak dampingan juga akan tampil dalam pertunjukan kecil bertema cita-cita—mengenakan kostum profesi impian mereka sebagai simbol harapan dan masa depan yang lebih baik. Ini semua disiapkan untuk menunjukkan bahwa pendampingan bukan soal memberi, tapi menciptakan ruang tumbuh bersama.
“Kami akan membagikan kisah bagaimana LDD mendampingi masyarakat prasejahtera bukan dengan memberi, tetapi dengan melibatkan mereka secara aktif dalam proses perubahan. Sebab prinsip pelayanan adalah Subsidiritas (masyarakat mengelola masalah mereka sendiri). Kami hadir bukan untuk menjadi pahlawan, tapi untuk berjalan bersama,” lanjutnya.
Berita Terkait
-
Sejarah Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Paus Fransiskus Dimakamkan Sesuai Isi Wasiat
-
Rasakan Duka Mendalam, Citra Scholastika Ungkap Kesamaan Paus Fransiskus dengan Ayahnya
-
Mengenal Pneumonia, Diduga Penyebab Meninggalnya Mbok Yem sampai Paus Fransiskus
-
Paus Fransiskus di Mata Muslim Indonesia: Kisah Menyentuh dari Kunjungan yang Tak Terlupakan
-
Mengapa Paus Fransiskus Dimakamkan dalam 3 Peti Mati? Ini Makna di Baliknya
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Ketua DPP PDIP: Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat' Tak Pantas Jadi Pahlawan!
-
Heboh Undi Doorprize di Acara Mancing Gratis, Tupoksi Gibran Disorot: Wapres Rasa Lurah
-
Menteri P2MI: WNI yang Bekerja di Kamboja Akan Dipulangkan Bertahap
-
'Logikanya dari Mana?' DPR Pertanyakan Nasib Aktivis '98 Jika Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jejak Penembakan Pengacara di Tanah Abang, Polisi Temukan Puluhan Sajam dan Senapan Angin!