Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan pengalamannya dalam membandingkan sistem pendidikan di Jakarta dan Singapura.
Tito menyoroti perbedaan signifikan dalam kualitas dan aksesibilitas pendidikan di kedua negara itu, terutama dari sisi kebijakan anggaran dan kemudahan bagi masyarakat.
Saat menyekolahkan ketiga anaknya di Jakarta, Tito mengeluhkan mahalnya biaya sekolah swasta namun belum mencakup berbagai keperluan siswa.
"Anak saya pernah sekolah di salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Satu anak Rp1,6 juta bayarnya, 3 (anak) Rp4,8 (juta)," kata Tito mengawali ceritanya saat hadir di Konferensi Pendidikan Indonesia di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Di luar uang sekolah, Tito mengaku masih harus biaya lain untuk perlengkapan belajar serta kebutuhan harian anaknya ke sekolah.
"Belum lagi harus bayar pakaian seragam, belum bayar lagi buku, kemudian dari rumah harus diantar naik mobil, beli lagi mobil. Setelah itu mobil kita harus bayar lagi sopir, bayar lagi bensin tiap pagi, saya itu berat, mahal," ujarnya.
Tito kemudian membandingkan pendidikan di Jakarta dengan Singapura. Menurutnya, sistem sekolah di Singapura bisa jadi lebih murah dan mudah.
Eks Kapolri itu menyoroti kemudahan sistem zonasi di Singapura yang memungkinkan anak-anak bersekolah di institusi yang berada dalam radius berjalan kaki dari rumah.
“Saya misalnya memasukkan anak saya sekolah cukup online, nanti diberikan tempat di dekat rumah walking distance," katanya.
Baca Juga: Pengguna QRIS Capai 56,3 Juta Merchant, Transaksi Tembus hingga 2,6 Miliar
Kebijakan zonasi yang membuat anak-anak sekolah dekat dari rumah itu puka berdampak terhadap ongkos belajar yang lebih hemat dan sehat bagi siswa.
Tito mengungkapkan kalau anak-anaknya terbiasa jalan kaki ke sekolah selama di Singapura.
"Karena dikasihnya dekat (rumah), sekolah jalan kaki gak bayar, gak perlu mobil, 5-10 menit jalan kaki, dia lebih sehat lagi," kata dia.
Menurut Tito, Singapura mampu melakukan lompatan besar dalam sektor pendidikan karena komitmen kuat dari para pemimpinnya, terutama pada masa Perdana Menteri mendiang Lee Kuan Yew.
"Saya melihat bagaimana Lee Kuan Yew mengubah Singapura, karena setelah sekolah di Singapura saya juga merasakan bagian di dalamnya. Memang dia fokus kepada pendidikan orang biasa," katanya.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan Singapura dengan mengalokasikan 30 persen anggaran negara untuk sektor pendidikan. Anggaran tersebut digunakan untuk menyubsidi pendidikan secara besar-besaran, termasuk memperbaiki kualitas sekolah-sekolah dasar hingga menengah atas secara merata dan standar yang sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!