Suara.com - Koalisi Ojol Nasional (KON) menyebut jumlah ojek online (ojol) yang turun ke jalan dalam aksi unjuk rasa Selasa (19/5/2025) tak akan terlalu ramai. KON bahkan menyebut jumlahnya tak akan sampai 500 ribu orang seperti yang disampaikan asosiasi ojol GARDA.
Ketua Presidium KON, Andi Kristianto mengatakan, mayoritas ojol se-Jabodetabek akan tetap bekerja mengaktifkan aplikasi alias on-bid seperti biasa.
Mereka disebutnya lebih memilih untuk narik dan mencari nafkah demi keluarga di rumah.
“Yang bilang ada 500 ribu ojol demo itu bohong. Mayoritas ratusan ribu driver ojol di seluruh Indonesia masih akan onbid (narik penumpang), mereka lebih pilih kasih makan anak istrinya daripada ikutan demo yang isinya tunggangan politik begini,” ujar Andi di Jakarta Selatan, Senin (19/5/2025).
Andi menyebut jika ingin membahas kesejahteraan pengemudi, maka komunitas ojol yang sah harus dilibatkan.
Ia menolak adanya pihak luar yang mengklaim mewakili suara ojol tanpa keterlibatan langsung di lapangan.
“Kalau mau bahas nasib driver, bicara langsung dengan kami. Jangan membuat keputusan tanpa suara dari kami. Kelompok yang bukan dari komunitas ojol tidak mewakili kami,” ungkapnya.
Organisasi yang menaungi 295 komunitas pengemudi ojek online (ojol) dari seluruh Indonesia ini menilai aksi tersebut sarat kepentingan politik dan tidak merepresentasikan suara mayoritas mitra pengemudi.
Aksi itu dikatakannya tak lebih dari upaya segelintir pihak untuk menunggangi isu kesejahteraan driver demi kepentingan elit tertentu.
Baca Juga: Suap Hakim Demi Bebaskan Putranya, Ibunda Ronald Tannur Pede Ngaku Tak Bersalah
“Maka itu kami putuskan tidak ikut demo 20 Mei karena kami tidak ingin suara driver disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mau menyelundupkan agenda di luar kepentingan ojol. Perjuangan kami murni untuk kesejahteraan ojol dan harus tetap fokus pada solusi kongkrit, bukan panggung politik,” jelas Andi.
Lebih lanjut, Andi menyinggung keberadaan individu yang kerap mengatasnamakan ojol namun sejatinya bukan bagian dari komunitas pengemudi.
“Ada orang yang selalu koar-koar mengatasnamakan ojol padahal bukan ojol," bebernya.
Meski menolak narasi menjadikan driver sebagai buruh, KON tetap menuntut adanya regulasi yang memperkuat posisi mitra pengemudi dalam ekosistem ekonomi digital. Regulasi itu, kata Andi, harus menjamin keadilan dan perlindungan.
“Kami tidak menuntut status jadi buruh atau karyawan, tapi kami butuh aturan yang memastikan kemitraan ini adil dan menguntungkan untuk semua pihak dan melindungi kami. Yang kami lawan adalah ketimpangan, bukan status kemitraan itu sendiri,” jelasnya.
KON menyatakan bahwa penyelesaian persoalan pengemudi ojol sebaiknya dilakukan melalui dialog terbuka dan advokasi kebijakan, bukan lewat aksi yang berisiko ditunggangi agenda politik terselubung.
Berita Terkait
-
Suap Hakim Demi Bebaskan Putranya, Ibunda Ronald Tannur Pede Ngaku Tak Bersalah
-
Sebut Aksi Besar-besaran 20 Mei Dipolitisasi, KON: Ada yang Ngaku-ngaku Ojol Padahal Bukan!
-
Mewek di Sidang, Ibunda Ronald Tannur Merasa Diseret Pengacara Lisa: Jahat Sekali Dia!
-
Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
Terkini
-
Ammar Zoni jadi Bandar di Penjara, DPR: Petugas Lapas Harus Dihukum Berat jika Terbukti Kongkalikong
-
Guru Besar UI Soal Pertemuan JokowiAbu Bakar Baasyir: Tak Masalah, Tapi Harus Dipantau BNPT
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Biaya Sewa Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Pramono Anung Janji Tak Ada Penggusuran!
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Indonesia Jadi Prioritas! Makau Gelar Promosi Besar-besaran di Jakarta
-
Cak Imin Bentuk Satgas Audit dan Rehabilitasi Gedung Pesantren Rawan Ambruk
-
Semarang Siap Jadi Percontohan, TPA Jatibarang Bakal Ubah Sampah Jadi Energi Listrik
-
Ragunan Buka hingga Malam Hari, Pramono Anung: Silakan Pacaran Baik-Baik