Suara.com - Penangkapan mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) karena mengunggah foto meme Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Joko Widodo atau Jokowi menjadi sorotan belakangan ini. Meski penangkapannya telah ditangguhkan, tetapi sebagian besar masyarakat kembali mempertanyakan terkait regulasi penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.
Hal ini membuat mahasiswi Fakultas Hukum di Universitas Padjajaran bertanya kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat datang ke kampus tersebut.
Sebagai informasi, Anies Baswedan mengisi kuliah umum Hukum Tata Negara dengan topik Menjaga Demokrasi dari Jerat Otoritarianisme: Mampukah Hukum Menjadi Benteng Terakhir yang diselenggarakan pada Senin (19/5/2025).
Dalam cuplikan video yang dibagikan oleh kanal YouTube ENO Glowing Channel, Anies Baswedan berusaha untuk memberikan jawaban berdasarkan kapasitasnya yang pernah menjadi pejabat negara.
"Ketika menyangkut soal teknis hukumnya biar yang di Fakultas Hukumnya menjawab. Saya fakultasnya Fakultas Ekonomi, jadi saya punya batas mana yang saya bisa masuki ketika menyangkut perdebatan soal pasal, saya nggak bisa masuk di situ. Tetapi pada prinsip utamanya adalah di dalam sebuah demokrasi, ruang kebebasan itu harus dijaga. Adapun ketika kritik tidak direspons, sesungguhnya itu menggambarkan bagaimana negara itu bekerja," ucap Anies Baswedan.
Anies Baswedan menilai jika pemerintah melarang rakyat untuk mengkritik dalam bentuk apapun, bahkan memberikan tekanan, maka hal tersebut tidak dapat dibenarkan.
"Sebenarnya kalau responsnya bentuknya adalah pelarangan, bentuknya adalah tekanan, di situ menjadi salah. Tapi kalau sikapnya diam, itu sebenarnya tidak bisa disalahkan. Tapi kalau pelarangan, selama yang melakukan tidak kemudian dihentikan, negara bisa diam. Cuma kalau diam terus-menerus maka negara akan kehilangan legitimasi moral. Karena itu negara biasanya harus merespons," sambungnya.
Anies Baswedan khawatir jika penangkapan yang dialami oleh mahasiswi ITB akan membuat banyak orang merasa takut saat ingin mengkritik pemerintah.
"Jadi terkait kritik-kritik seperti ini, saya melihatnya dari praktik demokrasi, itu yang harus dijaga. Ketika ada sebuah peristiwa seperti ini, teman-teman jangan membayangkan ini soal mahasiswi ITB ya, bukan. Ini bukan itu. Ini adalah pesan untuk menggaungkan satu kata, takut," imbuhnya.
Baca Juga: Disebut Beri Rp 500 Juta Untuk Luna Maya Dan Maxime, Raffi Ahmad : Aku Kasih Mentahan
Oleh karena itu, tindakan tersebut tanpa sadar akan mempengaruhi orang lain yang juga berencana untuk mengkritik pemerintah. Anies Baswedan menyampaikan bahwa rasa takut tidak boleh muncul dalam proses demokrasi.
"Sehingga ketika seseorang akan mulai gambar, mikir sebentar 'saya kalau gambar nanti proses hukum nggak ya'. Jadi ini bukan soal satu mahasiswa, bukan. Ini adalah proses menimbulkan rasa takut dan itu kenapa dalam proses demokrasi tidak boleh terjadi. Negara tidak berhak untuk membuat rasa takut pada rakyatnya dan kalau ada negara yang melakukan itu, maka harus dilawan," jelasnya lagi.
Lebih lanjut, Anies Baswedan justru mendorong para seniman dan kreator yang ingin berkreasi melalui karyanya sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah untuk tidak merasa takut.
"Jadi kalau muncul para orang kreatif, bikin aja lebih banyak lagi. Nanti cek, mau pada diproses nggak. Apakah mau semuanya diproses? Jadi menurut saya kalau sudah begitu, berikan dukungan. Satu, dengan persoalan kasusnya, yang kedua ya kritik yang lain dibiarkan bermunculan. Dengan cara seperti itu maka rasa takut bisa dieliminasi," timpalnya.
Unggahan tersebut pun sontak menuai beragam tanggapan dari publik. Beberapa warganet menyinggung kembali ketika Anies Baswedan juga pernah menjadi sasaran publik sebagai bahan meme Joker.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota