Suara.com - Krisis iklim tidak lagi hanya soal mencairnya es di kutub atau meningkatnya suhu bumi. Kini, lebih dari 3.500 spesies hewan di seluruh dunia berada di ambang kepunahan karena dampak perubahan iklim yang semakin parah.
Bila tak segera ditangani, dunia berpotensi kehilangan sebagian besar keanekaragaman hayatinya.
Peringatan ini disampaikan oleh William Ripple, peneliti utama dari Oregon State University, dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal BioScience. Ripple menyebut bahwa selama ini dua faktor utama yang merusak keanekaragaman hayati adalah ledakan populasi manusia dan perusakan habitat.
Namun kini, perubahan iklim muncul sebagai ancaman ketiga yang tak kalah mematikan.
Dalam penelitiannya, Ripple dan timnya menganalisis data dari lebih dari 70.000 spesies hewan. Hasilnya mengejutkan: sekitar 25% dari spesies tersebut sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, terutama pemanasan global.
Hewan-hewan kecil tanpa tulang belakang (invertebrata) seperti laba-laba, kelabang, hingga ubur-ubur menjadi kelompok yang paling terancam punah.
“Yang paling parah terdampak adalah hewan laut kecil, terutama yang hidup di perairan hangat. Mereka sulit beradaptasi dengan perubahan suhu dan memiliki kemampuan mobilitas yang terbatas,” ujar Ripple, seperti dikutip dari Eurekalert, Rabu (21/5/2025).
Contoh nyata terjadi di perairan Israel, di mana sekitar 90% populasi plankton dan biota laut di garis pantai musnah akibat suhu laut yang melonjak. Tragedi ini tidak hanya mempengaruhi spesies yang terlihat oleh mata manusia, tapi juga mengganggu fondasi ekosistem laut: plankton.
Plankton: Pahlawan Tak Terlihat di Lautan
Baca Juga: Sirine Bahaya Krisis Iklim Berbunyi Keras: Saatnya Pendidikan Jadi Garda Terdepan!
Meskipun ukurannya mikroskopis, plankton memegang peran vital dalam menjaga keseimbangan kehidupan laut dan bahkan atmosfer bumi. Fitoplankton, jenis plankton yang mampu melakukan fotosintesis, menyerap karbon dioksida dari atmosfer dalam jumlah besar.
Lewat proses yang disebut pompa biologis, sebagian karbon yang diserap itu kemudian tenggelam ke dasar laut saat plankton mati, menjadikan lautan sebagai salah satu penyimpan karbon terbesar di planet ini.
Sejak era Revolusi Industri, lautan telah menyerap sekitar 40% emisi karbon dioksida yang dihasilkan manusia. Fitoplankton sendiri mentransfer hingga 10 miliar ton metrik karbon ke kedalaman laut setiap tahunnya—jumlah yang luar biasa besar dan sangat krusial untuk menahan laju pemanasan global.
Pakar Biodiversitas Renee Cho dalam tulisannya untuk Columbia Climate School menyebut plankton tak hanya penting bagi lingkungan, tapi juga punya potensi besar bagi kehidupan manusia. Kaya protein dan efisien dalam menyimpan karbon, plankton bisa menjadi alternatif pengganti tepung ikan dalam budidaya perairan, serta suplemen pakan ternak yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kedelai.
Lebih dari itu, senyawa organik yang dihasilkan plankton tengah diteliti untuk pengobatan berbagai penyakit serius, seperti Alzheimer, kanker, diabetes, AIDS, hingga osteoporosis. Lemaknya bahkan digunakan dalam kosmetik dan makanan kesehatan.
Ancaman Nyata bagi Sang Penjaga Laut
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!