Suara.com - Perubahan iklim kini menjadi isu yang semakin mendesak. Salah satu penyebabnya adalah tingginya emisi karbon yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia sehari-hari. Namun, siapa sangka bahwa perbedaan jenis kelamin ternyata juga memengaruhi seberapa besar jejak karbon yang dihasilkan.
Hasil penelitian dari The London School of Economics and Political Science pada tahun 2025 menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah emisi karbon yang dihasilkan antara kedua jenis kelamin. Laki-laki menjadi penyumbang jejak karbon sebanyak 26 persen lebih tinggi dibanding perempuan.
Namun, jika disesuaikan dengan faktor sosioekonomi seperti pekerjaan, jumlah pendapatan, dan status rumah tangga, kesenjangan jumlah emisi menurun dari 26 persen menjadi 18 persen.
Studi ini dilakukan dengan meneliti lebih dari 15.000 orang di Prancis untuk melihat bagaimana jenis kelamin dapat memengaruhi jumlah emisi karbon yang dihasilkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka juga menganalisis lebih dari 2.000 jenis makanan dan model mobil.
Dari data tersebut, peneliti menemukan bahwa sebagian besar laki-laki di Prancis menghasilkan jejak karbon sebesar 5.3 ton per tahun. Sementara itu, perempuan hanya menyumbang sekitar 3.9 ton karbon dioksida per tahun.
Melansir Green Matters, kesenjangan jumlah jejak karbon ini disebabkan oleh perbedaan gaya hidup yang mereka jalani.
Dua faktor yang paling memengaruhi adalah kebiasaan mengonsumsi daging merah dan penggunaan mobil. Kedua kebiasaan ini menyumbang sekitar 6.5 hingga 9.5 persen dari total perbedaan emisi karbon antara laki-laki dan perempuan.
Menurut penelitian ini, laki-laki lebih sering mengonsumsi daging merah. Daging merah sendiri merupakan salah satu makanan yang paling banyak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Tak hanya itu, laki-laki juga cenderung menggunakan kendaraan mobil untuk bepergian jarak jauh, yang juga menyumbang polusi transportasi.
Baca Juga: Dari Kurangi Jejak Karbon hingga Investasi Hijau: Ini Komitmen AIA untuk Bisnis Berkelanjutan
Salah satu penulis studi, Ondine Berland, mengungkapkan bahwa kebiasaan laki-laki dalam mengonsumsi daging merah dan mmenggunakan mobil ini berkaitan dengan stereotipe maskulinitas. Hal ini turut berperan dalam membentuk pola konsumsi mereka, yang pada akhirnya berdampak pada lingkungan.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa norma-norma gender tradisional, terutama yang mengaitkan maskulinitas dengan konsumsi daging merah dan penggunaan mobil, memainkan peran penting dalam membentuk jejak karbon di setiap individu,” ujar Berland.
Sebaliknya, studi ini menyebutkan bahwa perempuan di Prancis yang tinggal di kota besar, berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah, dan tidak memiliki pekerjaan, cenderung memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibanding laki-laki.
Selain pola konsumsi dan gaya hidup, tingkat pendapatan juga menjadi faktor yang memengaruhi besar kecilnya jejak karbon.
“Saya pikir ini cukup mengejutkan bahwa perbedaan jejak karbon antara laki-laki dan perempuan dalam hal makanan dan transportasi di Prancis hampir setara dengan kesenjangan antara kelompok berpenghasilan tinggi dan rendah yang kami perkirakan,” kata salah satu penulis studi, Marion Leroutier, dikutip dari Green Queen.
Dalam studi ini, para peneliti juga menghitung potensi jika laki-laki mengubah perilaku konsumsi mereka. Jika seluruh laki-laki dewasa menyesuaikan intensitas karbon mereka menjadi setara dengan rata-rata perempuan, maka jejak karbon dari sektor makanan dan transportasi dapat berkurang sebanyak lebih dari 13 juta ton karbon dioksida di Prancis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Ditonton Lebih dari 25 Juta Kali, Banyak yang Penasaran!
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI