Suara.com - Pernah ada masa saat Banyumas nyaris lumpuh karena sampah. Tahun 2018, gunungan limbah rumah tangga tak lagi punya tempat bernaung.
TPA Gunung Tugel ditutup. Rencana pemindahan ke Kaliori ditolak warga. Kota pun kehabisan lahan untuk sekadar membuang sampah.
Namun, dari krisis itu, muncul ikhtiar. Pelan-pelan, Banyumas bangkit.
Di bawah kepemimpinan Achmad Husein dan Sadewo Tri Lastiono, Banyumas menolak tunduk pada pola lama pengelolaan sampah. Tak lagi mengandalkan TPA tradisional, mereka membangun sistem baru yang lebih lestari.
Salah satu wujudnya TPA Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) seluas 3,5 hektare di Desa Wlahar Wetan. Dibangun dengan dana Rp44 miliar dari APBN dan tambahan Rp6,3 miliar dari APBD, fasilitas ini resmi beroperasi pada 2021.
Efeknya terasa. Masalah sampah yang sempat membelit mulai terurai. Dari 600 ton sampah per hari, sekitar 493 ton kini berhasil diolah.Memang masih ada pekerjaan rumah, tetapi arah perubahannya jelas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyumas, Widodo Sugiri, berbicara jujur, "Kalau Banyumas dikatakan baik secara viral, kami selaku praktisi belum bisa menerima penghargaan itu karena terlalu tinggi. Kalau secara jujur, kita memang menuju baik," katanya.
Satu hal yang membuat Banyumas menonjol bukan hanya soal teknologi, tapi keberanian mereka meninggalkan pola lama. TPA tradisional (landfill) sudah tidak lagi beroperasi selama enam tahun.
Dalam kondisi minim lahan, Banyumas memilih berinovasi. Langkah itu berisiko. Tapi mereka membuktikan, bahwa tanpa TPA tradisional, pengelolaan sampah tetap bisa dijalankan. Bahkan lebih efisien, lebih berkelanjutan.
Baca Juga: Sampah Kiriman dari Jakarta Cemari Perairan Pulau Tidung: Potret Darurat Sampah Laut Indonesia
Keterlibatan masyarakat
Masyarakat tidak ditinggalkan. Mereka justru digandeng.
Melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM), pengelolaan sampah dimulai dari hulu—rumah tangga—kemudian dikumpulkan, dipilah, dan diolah di tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). KSM menjadi operator. Pemerintah menjadi regulator.
Model ini bukan hanya inovatif, tapi juga sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dengan pendekatan desentralisasi, beban tak hanya di pundak pemerintah.
Hasilnya KSM bisa memproduksi pupuk, budi daya maggot, hingga RDF (Refuse Derived Fuel) untuk bahan bakar industri. Bahkan sampah nonorganik pun disulap menjadi paving, bijih plastik, dan produk bernilai ekonomi.
Yang tak bisa diolah oleh KSM akan dikirim ke TPA BLE. Di sana, teknologi pirolisis non-incinerator digunakan. Tanpa membakar, tanpa mencemari, residu sampah diubah menjadi RDF dan biomassa.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045