Suara.com - Perubahan iklim tak hanya berdampak pada manusia dan infrastruktur. Di balik bencana alam dan gelombang panas yang menghantam kota-kota besar, terdapat ancaman yang tak kalah serius bagi satwa liar.
Laman resmi World Wildlife Fund (WWF) merilis penilaian kerentanan terhadap perubahan iklim yang menyoroti kondisi 10 spesies penting di berbagai belahan dunia.
Laporan ini menjadi pengingat bahwa konservasi tidak bisa lagi hanya berfokus pada perlindungan habitat atau pengendalian perburuan ilegal. Perubahan iklim kini menjadi variabel kunci yang menentukan keberlangsungan hidup spesies-spesies langka di alam liar.
Satwa-Satwa yang Kian Terdesak
Salah satu contoh paling nyata adalah beruang kutub (Ursus maritimus), yang sangat bergantung pada es laut Arktik untuk berburu dan berkembang biak. Peningkatan suhu global yang menyebabkan mencairnya es secara drastis membuat spesies ini berada di ujung tanduk.
Meski dikenal sebagai pemangsa yang fleksibel, kemampuan adaptasi mereka terbatas jika habitat utamanya terus menghilang.
Situasi serupa dialami harimau (Panthera tigris) dan macan tutul salju (Panthera uncia). Kedua spesies predator ini menghadapi ancaman serius akibat menyusutnya hutan dan gangguan aktivitas manusia, yang makin diperparah oleh perubahan iklim.
Perubahan suhu dan curah hujan di wilayah pegunungan Asia, misalnya, mendorong perluasan area pemukiman dan pertanian yang masuk ke dalam habitat satwa.
Ketergantungan Tinggi, Risiko Tinggi
Baca Juga: Apa Beda Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, Sering Salah Kaprah
Spesies yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap jenis makanan atau habitat tertentu, seperti panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) yang bergantung pada tanaman bambu, juga termasuk yang paling rentan.
Jika siklus pertumbuhan bambu terganggu akibat perubahan iklim, maka populasi panda akan ikut terdampak.
Kondisi serupa juga dialami oleh penyu hijau (Chelonia mydas) yang jenis kelaminnya ditentukan oleh suhu pasir tempat telur menetas.
Kenaikan suhu global dapat mengganggu keseimbangan jenis kelamin dalam populasi, yang berujung pada penurunan jumlah penyu jantan di masa depan.
Masih Ada Harapan dari Ketangguhan Alam
Meski demikian, tidak semua spesies benar-benar tanpa perlindungan. Beberapa hewan menunjukkan ketahanan yang mengejutkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Tewas usai Melahirkan Bayi, Mayat Terapis Wanita Ditemukan di Musala Terminal Kalideres
-
Polisi Kondisi Mabuk Perkosa Gadis 16 Tahun, Begini Nasib Bripka RN Gegara Ulah Cabulnya!
-
Kejar Target 80 GW PLTS Desa, Bahlil Kirim Tim ke India Pelajari Listrik Murah 3 Sen/KWh
-
Dana Reses DPR Jadi Rp 702 Juta, Dasco Akui Ada Salah Transfer Rp 54 Juta yang Ditarik Kembali
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!