Suara.com - Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming dikenal sangat mendukung penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI di bidang pendidikan. Hal ini terbukti ketika Gibran Rakabuming menghadiri workshop Artificial Intelligence yang digelar oleh komunitas IA terbesar di Indonesia pada Maret 2025.
Acara yang diselenggarakan di SMA 66 Jakarta tersebut menjadi kesempatan Gibran Rakabuming sebagai tamu kehormatan sekaligus juri dalam sesi lomba terkait AI.
Putra sulung Joko Widodo tersebut berulang kali menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan pemahaman dan keterampilan AI sejak dini. Bahkan, Gibran Rakabuming menyebut bahwa pemerintah akan memasukkan mata pelajaran kecerdasan buatan dalam kurikulum sekolah di tahun ajaran baru. Peraturan ini berlaku di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK.
Namun, berbeda dengan Gibran Rakabuming, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti justru menyebut teknologi kecerdasan buatan tidak akan membuat manusia semakin cerdas.
Hal ini disampaikannya dalam sebuah cuplikan video yang dibagikan ulang oleh akun X @DS_yantie. Sumber yang tertera memperlihatkan bahwa Abdul Mu'ti tengah berbicara dalam acara di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Saat ditelusuri, rupanya Abdul Mu'ti mendapatkan Anugerah Konservasi 2025 kategori Upakarti Dharmakarya Adhikarana dari Unnes.
Dalam cuplikan video tersebut, Abdul Mu'ti menyoroti peran teknologi di era saat ini.
"Kemudian yang kedua adalah matinya akal sehat di mana kita melihat sekarang ini teknologi digital itu ternyata tidak membuat manusia semakin cerdas tetapi membuat manusia semakin culas. Kita bisa baca dalam bukunya Franklin Foer (berjudul) World Without Mind, terjemahan bebasnya kira-kira dunia tanpa otak," ucap Abdul Mu'ti.
Abdul Mu'ti kemudian memberikan contoh nyata seperti teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dinilainya justru membuat manusia menjadi tidak bijaksana.
"Yang di situ kita melihat bahwa penggunaan teknologi digital termasuk sekarang AI itu seringkali tidak membuat manusia semakin arif dan bijaksana, dia tidak semakin cerdas tetapi semakin culas," tambah Abdul Mu'ti.
Baca Juga: Purnawirawan TNI Desak Pemakzulan Gibran, Benarkah Prabowo Diam-diam Berubah Sikap?
Cuplikan rekaman tersebut juga memperlihatkan Abdul Mu'ti menyinggung salah satu gejala yang membuat manusia tidak cerdas menurut Franklin Foer.
"Foer menyebut ada dua gejala yang membuat kenapa manusia tidak cerdas. Yang pertama adalah ada yang disebut dengan virality virus atau virus viralitas di man orang itu ingin supaya viral, ingin supaya dia menjadi terkenal. Dalam konteks ini, Twenge menyebut istilah yang disebut dengan narcissism epidemic atau penyakit narsisme di mana orang dikit-dikit upload, upload kok dikit-dikit, kira-kira begitu," sambungnya lagi.
Unggahan yang disukai sebanyak lebih dari 4.100 kali oleh sesama pengguna X itu pun menuai beragam tanggapan. Pemilik akun menyoroti pernyataan Abdul Mu'ti dan membandingkannya dengan ucapan Gibran Rakabuming.
"Wapresnya mendorong pembelajaran AI di sekolah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengahnya justru bilang AI tidak membuat manusia menjadi cerdas tapi menjadi culas. Wapresnya bener-bener nggak dianggap, buktinya mereka nggak sejalan," cuit pemilik akun tersebut.
Sejumlah warganet merasa setuju dengan Abdul Mu'ti karena menilai teknologi kecerdasan buatan akan membuat manusia menjadi malas berpikir.
"Lha emang yang demen ngomong AI AI dan coding itu cuma foto biar kayak anak-anak generasi digital. Ngomong tanpa riset, tanpa baca buku (emang dasarnya nggak suka), hanya biar kelihatan techy. Konon buat mewakili anak-anak muda," tulis @wong_******
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka