Suara.com - Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin menggelar kegiatan silaturahmi dan sosialisasi terkait Dewan Pertahanan Nasional (DPN) bersama sejumlah tokoh bangsa lintas bidang, baik dari kalangan akademisi, pakar hukum, TNI-Polri, maupun masyarakat sipil. Acara yang berlangsung pagi ini dihadiri oleh para tokoh senior, termasuk mantan Panglima TNI dan Kapolri, serta para pakar pertahanan dan hukum.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Harian DPN yang dijabat langsung oleh Menteri Pertahanan, Sekretaris DPN Wakil Menteri Pertahanan, serta sejumlah deputi. Acara ini dimaksudkan sebagai forum sosialisasi sekaligus sarana untuk menyerap masukan strategis dari para tokoh terkait peran dan fungsi DPN yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 15 ayat 2 dan telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 202 Tahun 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Kepala Biro Humas Kemhan, Frega Ferdinand Wenas, pertemuan ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan secara luas keberadaan serta peran DPN dalam sistem pertahanan negara.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang sosialisasi, tetapi juga ruang dialog konstruktif. Pak Menhan mendengarkan langsung pandangan dan masukan dari berbagai tokoh, mulai dari akademisi, pakar hukum, hingga para purnawirawan TNI dan Polri,” ujar Frega.
Tokoh-tokoh yang hadir antara lain Prof. Jimly Asshiddiqie, Prof. Purnomo Yusgiantoro, Prof. Hikmahanto Juwana, Dr. Refly Harun, Dr. Bambang Sunggono, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia, serta mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Sutanto dan Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri.
Lebih lanjut, Frega menjelaskan bahwa DPN tidak bersifat operasional ataupun administratif, melainkan berperan dalam merumuskan kebijakan umum pertahanan negara serta memberi masukan strategis kepada Presiden sebagai Ketua DPN.
DPN bertugas mengidentifikasi isu-isu strategis yang berkaitan dengan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Diharapkan hasil dari kajian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pertahanan yang menyeluruh, baik dari aspek militer maupun nirmiliter.
"Tentunya dengan kehadiran pakar hari ini, diharapkan bisa memberikan masukan dari aspek nirmiliter," imbuh Frega
Menanggapi kehkawatiran terkait tumpang tindih fungsi dengan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Frega menegaskan bahwa terdapat perbedaan fokus antara kedua lembaga.
Baca Juga: Kuliah di Unhan, Gaji Lulusannya Bikin Ngiler!
DPN berfokus pada pertahanan sebagai ranah presiden selaku kepala negara dan panglima tertinggi. Sementara Lemhannas berfokus pada ketahanan nasional secara umum. Keduanya saling melengkapi dalam kerangka besar kebijakan strategis negara.
Terkait keanggotaan, Frega menambahkan bahwa struktur DPN terdiri atas pejabat dari kementerian/lembaga yang memiliki keterkaitan langsung dengan isu kedaulatan nasional, baik sebagai anggota tetap maupun tidak tetap. Meski tidak masuk dalam struktur formal, para pakar yang hadir akan tetap dilibatkan dalam proses kajian dan konsultasi kebijakan sebagai bagian dari pendekatan inklusif dan kolaboratif.
Pertahanan adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara. Oleh karena itu, pelibatan berbagai unsur sipil dan pakar menjadi sangat penting dalam menyusun kebijakan pertahanan yang komprehensif.
Kementerian Pertahanan berharap melalui forum-forum sosialisasi seperti ini, pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap Dewan Pertahanan Nasional dapat semakin meningkat, serta memperkuat sinergi nasional dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. ***
Berita Terkait
-
Wajib Militer: Angan-Angan atau Keniscayaan? Ini Kata Kementerian Pertahanan
-
Pandji Pragiwaksono Hingga Baskara Putra Soroti Operasi Militer di Ruang Siber
-
Juniver Girsang Usul Advokat Tak Dituntut Saat Bela Klien di RKUHAP, Komisi III: Bungkus!
-
Biar Ditonton Anak Muda, Deddy Corbuzier Ambil Alih Podcast Kementerian Pertahanan
-
SBY Singgung TNI Aktif di Politik, Kemhan: Tak Ada Niat Kembalikan Dwi Fungsi ABRI
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG