Suara.com - Sebuah video yang diunggah akun X (dulu Twitter) @anak__ogi baru-baru ini menarik perhatian publik. Video tersebut memperlihatkan adanya gundukan menyerupai polisi tidur di ruas jalan tol Brandan–Binjai, Sumatera Utara.
Dalam video itu, seorang pria memberikan imbauan kepada pengendara untuk berhati-hati saat melintas di kilometer 63 arah gerbang Brandan menuju Binjai karena keberadaan gundukan tersebut dirasa membahayakan.
“Selamat siang. Untuk pengendara jalan tol dari pintu gerbang Brandan menuju Binjai diharapkan hati-hati di sekitar kilometer 63 ada polisi tidur. Diharap berhati-hati. Tidak sepatutnya diterapkan di jalan tol,” ucap pria itu sembari merekam perjalanannya.
Mobil yang ditumpanginya tampak terguncang keras saat melintasi titik tersebut, menggambarkan betapa serius kondisi itu dirasakan oleh pengemudi.
Video ini memicu beragam komentar dari warganet. Beberapa menyoroti potensi bahaya jika kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi di lokasi itu.
“Bahaya bener kalau lagi kecepatan tinggi, parahh,” tulis akun @dev****. Ada pula yang menanggapinya dengan nada satir. “Mau heran tapi Indonesia raya merdeka NKRI Pancasila harga mati,” ujar akun @sig****.
Sementara itu, sebagian netizen mencoba memberikan penjelasan teknis. Akun @cac**** berpendapat bahwa yang terlihat bukanlah polisi tidur, melainkan sambungan jembatan yang konstruksinya menggunakan aspal, bukan beton, untuk mengurangi beban jembatan itu sendiri.
“Kalau lewat tol MBZ banyak yang gituan,” tambahnya. Lain halnya dengan akun @baf**** yang mencermati bahwa garis marka putih di lokasi tersebut terlalu tinggi sehingga menyerupai polisi tidur.
Tak sedikit pula yang melayangkan kritik keras terhadap kualitas konstruksi proyek. “Kontraktor bapuk, bikin jembatan tapi sambungan dengan jalan cuma diurug. Duitnya diembat jadi pelaksana proyeknya bingung mau bikin jembatan yang aman. May you rot in hell, koruptor,” kecam akun @psy****.
Baca Juga: Komdigi Akui Sulit Deteksi Keaslian Konten AI Tambang Nikel Raja Ampat
Menanggapi viralnya video ini, Hutama Karya selaku pengelola tol memberikan klarifikasi resmi. Totok Masyadi, Regional Head Hutama Karya Sumatera Utara, menjelaskan bahwa yang disebut “polisi tidur” dalam video tersebut sejatinya adalah titik bergelombang akibat penurunan kontur tanah di bawah permukaan jalan.
Totok memastikan pihaknya telah melakukan penanganan segera untuk memperbaiki kondisi itu tanpa mengganggu operasional jalan tol.
“Saat ini jalan tol Binjai–Brandan tetap beroperasi normal. Titik bergelombang yang muncul di video sudah ditangani. Perbaikan dilakukan pada 12 Juni 2025 sebagai bagian dari upaya memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) kami bagi pengguna tol,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh AKP Marulitua Simanjorang, Kasat Lantas Polres Langkat. Ia membantah keberadaan polisi tidur di tol tersebut dan menegaskan bahwa gundukan yang tampak dalam video diakibatkan oleh penurunan tanah dasar di bawah aspal.
“Penurunan tekstur tanahnya turun, tanah labil, basah di bawahnya. Bukan polisi tidur itu, tetapi gundukan karena tekstur tanahnya turun,” terang Marulitua.
Ia memastikan bahwa pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan Hutama Karya dan telah mengecek langsung kondisi di lapangan. Penanganan darurat pun sudah dilakukan untuk menjamin keamanan pengguna jalan.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir