Berbicara di hadapan para duta besar asing di Teheran, Araghchi menegaskan bahwa perang ini "dipaksakan" kepada Iran dan Teheran tidak punya pilihan selain merespons.
“Pertahanan kami sepenuhnya sah dan akan dilakukan dengan kekuatan, semata-mata sebagai respons atas agresi,” ujarnya. “Jika serangan dihentikan, aksi balasan Iran juga akan berakhir.”
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam setelah serangan udara terkoordinasi yang dilakukan militer Zionis pada sejumlah lokasi di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, pada Jumat (13/6) lalu, yang segera dibalas Iran dalam hitungan jam.
Pada Sabtu (14/6) malam, Iran meluncurkan gelombang kedua operasi True Promise III, terutama menyasar fasilitas ekonomi dan industri di kota pelabuhan Israel, Haifa. Sementara itu, Israel kembali membalas dengan menyerang Kementerian Pertahanan dan depot minyak di Teheran.
Iran menyebutkan sebanyak 78 orang tewas pada hari pertama serangan Israel, dan puluhan lainnya, termasuk anak-anak, menjadi korban pada hari kedua.
Konflik tersebut menyebabkan terhentinya negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang dimediasi Oman. Putaran keenam pembicaraan itu dijadwalkan berlangsung pada Minggu di Muskat.
Keterlibatan AS
Araghchi menyebut agresi Israel tidak mungkin terjadi tanpa koordinasi dan dukungan dari Amerika Serikat, dan hal itu menjadi salah satu alasan utama kegagalan pembicaraan nuklir.
Ia menegaskan bahwa Iran memiliki “bukti kuat dan meyakinkan” bahwa pasukan dan pangkalan militer AS di kawasan telah mendukung serangan Israel.
Baca Juga: Menteri Agama Pastikan Perang Israel Vs Iran Tak Pengaruhi Pemulangan Jemaah Haji
Menlu Iran itu mengutip pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa serangan “tidak mungkin terjadi tanpa peralatan Amerika,” dan mengisyaratkan akan ada “tahapan selanjutnya” sebagai bukti tambahan atas keterlibatan AS.
Terkait bantahan AS soal keterlibatannya dalam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Natanz di Provinsi Isfahan, Araghchi menyatakan bahwa Iran menolak klaim tersebut karena ada “bukti yang saling bertentangan.”
“Jika AS benar-benar tidak terlibat, seharusnya AS mengutuk serangan ini secara tegas dan terbuka,” katanya seraya menambahkan bahwa pesan-pesan tertutup tidak cukup.
Ia juga mendesak komunitas internasional untuk mengakui pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel.
Araghchi menuding Israel telah “berulang kali menyabotase negosiasi nuklir,” termasuk insiden sabotase di fasilitas pengayaan Natanz pada 2020 saat berlangsungnya pembicaraan Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Ia menyebut Iran merespons insiden tersebut dengan meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen dan mengganti sentrifugal yang rusak dengan model yang lebih canggih.
Berita Terkait
-
Menteri Agama Pastikan Perang Israel Vs Iran Tak Pengaruhi Pemulangan Jemaah Haji
-
Kesombongan Pemain Klub Israel: Kami Tak Takut dengan Rudal Iran!
-
Perang Iran-Israel Kian Panas, Pasar Keuangan Global Panik
-
Benjamin Netanyahu Ngumpet di Bunker Saat Israel Dibombardir, Pemain Keturunan Ungkap Sukacita
-
Perang Israel-Iran Memicu Ledakan Harga Minyak Dunia, Sudah Naik 7 Persen
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
-
Jurus 'Sapu Jagat' Omnibus Law Disiapkan untuk Atur Jabatan Polisi di Kementerian
-
Dakwaan Jaksa: Dana Hibah Pariwisata Sleman Diduga Jadi 'Bensin' Politik Dinasti Sri Purnomo
-
LPSK Bahas Optimalisasi Restitusi Korban Tindak Pidana bersama Aparat Hukum
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check
-
Soroti Perpol Jabatan Sipil, Selamat Ginting: Unsur Kekuasaan Lebih Ditonjolkan dan Mengebiri Hukum
-
Gelar Perkara Khusus Rampung, Polisi Tegaskan Ijazah Jokowi Asli, Roy Suryo Cs Tetap Tersangka!
-
Gibran ke Korban Bencana Aceh: Tunggu ya, Kami Pasangkan Starlink
-
Soroti Bencana Sumatra, Rano Karno: Jakarta Kirim Bantuan Lewat Kapal TNI AL
-
Seleksi PPIH Untuk Haji 2026 Dibuka, Jumlah Pendaftar Pecahkan Rekor Tertinggi Tembus 11 Ribu